Harian Masyarakat – Amazon akan memberhentikan hingga 30.000 pegawai korporat mulai Selasa, 28 Oktober 2025. Langkah ini menjadi PHK terbesar sejak 2022 dan bagian dari strategi efisiensi biaya serta fokus investasi ke kecerdasan buatan (AI).
Pemangkasan mencakup hampir 10% dari 350.000 pegawai korporat Amazon, terutama di divisi AWS, People Experience and Technology (PXT), perangkat, layanan, dan operasi. Para manajer sudah dilatih untuk menyampaikan kabar PHK, sementara karyawan menunggu pemberitahuan resmi lewat email.
CEO Andy Jassy ingin memangkas birokrasi dan mempercepat adopsi AI. Ia membuat saluran pengaduan anonim yang menghasilkan 1.500 laporan dan 450 perubahan proses.
Menurut Jassy, penerapan AI generatif akan mengurangi pekerjaan lama dan menciptakan jenis pekerjaan baru .
Analis Sky Canaves menyebut, peningkatan produktivitas dari AI membuat Amazon bisa memangkas tenaga kerja tanpa menurunkan kinerja.
Amazon akan menaikkan belanja modal menjadi lebih dari USD 100 miliar pada 2025 untuk memperkuat AWS dan infrastruktur AI.
Perusahaan juga menargetkan otomatisasi 75% operasi gudang pada 2033, yang bisa mengurangi kebutuhan perekrutan 600.000 pekerja baru.
Divisi HR akan dipangkas hingga 15%, sementara kebijakan wajib kerja dari kantor lima hari gagal mendorong pengunduran diri alami.
Meski begitu, Amazon tetap merekrut 250.000 pekerja musiman untuk musim belanja akhir tahun.
Sepanjang 2025, industri teknologi telah kehilangan 98.000 pekerjaan di 216 perusahaan. Microsoft juga memangkas 15.000 karyawan untuk fokus pada ekspansi AI.
Langkah ini menandai pergeseran besar menuju otomatisasi dan AI. Namun, dengan puluhan ribu pegawai kehilangan pekerjaan, Amazon kini dihadapkan pada tantangan baru: menjaga keseimbangan antara efisiensi, inovasi, dan stabilitas internal.















