spot_img

Apakah BBM Beretanol Berbahaya Bagi Mesin?

Harian Masyarakat | Penggunaan etanol dalam bahan bakar minyak (BBM) kembali menjadi sorotan setelah sejumlah SPBU swasta menolak pasokan base fuel dari Pertamina. Alasannya, ada kandungan etanol 3,5 persen dalam BBM impor tersebut. Padahal, secara regulasi di Indonesia campuran etanol diperbolehkan hingga 20 persen. Lalu, apakah etanol benar-benar berbahaya bagi mesin?

SPBU Swasta Tolak BBM Beretanol

Sejak Agustus 2025, beberapa SPBU swasta seperti BP-AKR, Vivo, dan Shell mengalami kelangkaan BBM RON tinggi. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah melalui Pertamina menawarkan impor base fuel dengan kuota 1,2 juta barel RON 92 dan 270 ribu barel RON 98.

Awalnya, Vivo dan BP-AKR sepakat membeli 40 ribu barel dari Pertamina. Namun setelah dilakukan uji laboratorium, keduanya membatalkan pembelian karena BBM tersebut mengandung etanol 3,5 persen. Shell juga mundur dari negosiasi dengan alasan proses birokrasi internal.

harga bbm pertamina shell vivo bp

Menurut Wakil Direktur PT Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar, kandungan etanol itu muncul akibat faktor teknis di kapal pengangkut. Meski masih aman secara regulasi, operator SPBU swasta menilai bahan bakar tersebut tidak sesuai dengan standar internal mereka.

Perwakilan Vivo menjelaskan bahwa ada beberapa syarat teknis yang tidak dipenuhi Pertamina. Sementara BP-AKR menyebut perlunya kepastian dokumen Certificate of Origin dan spesifikasi produk, termasuk isu etanol yang sebelumnya tidak dibahas di tahap awal.

Fungsi Etanol Sebagai Octane Booster

Etanol adalah senyawa alkohol yang sering digunakan untuk meningkatkan nilai oktan BBM. Semakin tinggi angka oktan, semakin kecil risiko mesin mengalami knocking atau detonasi dini.

Pakar energi ITB, Tri Yuswidjajanto Zaenuri, menjelaskan etanol bisa meningkatkan RON hingga 80 persen campuran. Kendaraan keluaran terbaru umumnya dirancang untuk bisa menggunakan bensin dengan campuran etanol sampai 20 persen.

Pengamat otomotif Bebin Djuana menambahkan, etanol adalah solusi murah untuk menaikkan oktan. Namun, tiap perusahaan punya racikan sendiri dalam mencampur aditif. Jika ada tambahan etanol yang tidak sesuai formula, dikhawatirkan bisa mengganggu kualitas produk mereka.

Potensi Dampak Etanol pada Mesin

Meski bermanfaat, etanol juga menimbulkan beberapa konsekuensi teknis:

  • Kandungan oksigen tinggi. Etanol membawa oksigen tambahan. Jika mesin tidak bisa menyesuaikan air-fuel ratio, pembakaran bisa terlalu miskin (lean burn). Kondisi ini berpotensi membuat mesin cepat panas.
  • Material kendaraan. Beberapa komponen seperti seal berbahan karet alam bisa melar. Lapisan antikorosi tangki juga bisa lebih cepat aus. Risiko ini lebih besar pada kendaraan tua yang tidak dirancang untuk BBM beretanol.
  • Kandungan energi lebih rendah. Secara volume, etanol punya energi 30 persen lebih sedikit dibanding bensin. Campuran E10 (10 persen etanol) menghasilkan energi sekitar 97 persen dari bensin murni.
  • Masalah kontaminasi air. Etanol larut dalam air, berbeda dengan bensin. Ini bisa meningkatkan risiko air masuk ke sistem bahan bakar dan menyebabkan filter atau injektor kotor.
  • Mesin lama rentan. Kendaraan dengan sistem pembakaran lama atau peralatan kecil seperti mesin potong rumput, chainsaw, hingga motor tua lebih berisiko rusak jika memakai BBM beretanol tanpa penyesuaian.

bbm etanol spbu pertamina

Pengalaman Negara Lain

Di Amerika Serikat, sekitar 10 persen dari seluruh bensin adalah campuran etanol (E10). Varian lain seperti E15 dan E85 juga tersedia di beberapa daerah. Di Brasil, kadar etanol dalam bensin bahkan mencapai 20–25 persen.

Penggunaan etanol di negara-negara tersebut didorong oleh kebijakan energi terbarukan. Selain meningkatkan ketahanan energi, etanol juga mendukung pertanian domestik. Di AS, industri etanol menyerap 40 persen produksi jagung dan menciptakan ratusan ribu lapangan kerja.

Dari sisi teknis, penelitian menunjukkan etanol murni memiliki angka oktan 100. Jika dicampur bensin, efektivitasnya bahkan bisa setara dengan oktan 112. Hal ini memungkinkan mesin berkompresi tinggi bekerja lebih efisien, seperti pada mobil balap NASCAR yang menggunakan etanol.

Manfaat Etanol

Selain sebagai octane booster, etanol juga membawa beberapa manfaat lain:

  • Menggantikan aditif berbahaya seperti MTBE yang bisa mencemari air tanah.
  • Menekan harga BBM dengan menambah pasokan energi.
  • Bersifat terbarukan karena berasal dari tanaman seperti jagung atau tebu.
  • Memberi nilai tambah ekonomi bagi petani dan sektor pertanian.

Bagaimana Sikap Konsumen?

harga bbm pertamina shell vivo bp

Bagi pengguna kendaraan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko dari BBM beretanol:

  1. Cek rekomendasi pabrikan kendaraan. Mobil keluaran terbaru umumnya aman dengan campuran etanol sampai 20 persen.
  2. Perhatikan usia kendaraan. Mobil tua atau motor lama lebih rentan bermasalah.
  3. Rawat mesin dengan rutin. Jaga filter, injektor, dan sistem pendingin dalam kondisi baik.
  4. Gunakan fuel stabilizer jika kendaraan jarang dipakai agar BBM tidak cepat rusak.
  5. Cari alternatif. Jika yakin etanol menimbulkan masalah, konsumen bisa mencari SPBU yang menjual bensin tanpa etanol, meski jumlahnya terbatas.

Etanol dalam BBM bukanlah zat berbahaya mutlak. Ia efektif sebagai octane booster, ramah lingkungan, dan mendukung ketahanan energi. Namun, efeknya sangat bergantung pada spesifikasi mesin dan usia kendaraan.

Bagi mobil baru, campuran etanol 3,5 persen seperti yang ditolak SPBU swasta di Indonesia seharusnya tidak menimbulkan masalah besar. Tetapi bagi kendaraan lama atau mesin kecil, risiko gangguan tetap ada.

Ke depan, tantangan terbesar adalah menyesuaikan teknologi mesin dan standar BBM di Indonesia dengan tren global yang semakin banyak memakai biofuel. Tanpa harmonisasi standar, konflik seperti penolakan SPBU swasta ini akan terus terulang.

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Related news