spot_img

Armada Global Sumud Flotilla yang Bawa Bantuan ke Gaza Diserbu Israel

Harian Masyarakat | Ratusan pasukan komando dan kapal perang Angkatan Laut Israel mencegat Global Sumud Flotilla pada Rabu malam, 1 Oktober 2025. Armada yang terdiri dari hampir 50 kapal sipil dan sekitar 500 aktivis, politisi, pengacara, serta relawan kemanusiaan itu berlayar menuju Gaza dengan membawa makanan, obat-obatan, dan bantuan darurat.

Di antara tokoh yang ikut di armada Global Sumud Flotilla adalah aktivis iklim asal Swedia Greta Thunberg, cucu Nelson Mandela Mandla Mandela, serta mantan Wali Kota Barcelona Ada Colau. Video dari Kementerian Luar Negeri Israel memperlihatkan Greta duduk di geladak kapal Alma, dikelilingi tentara bersenjata.

Menurut penyelenggara, tiga kapal utama Global Sumud Flotilla – Alma, Sirius, dan Adara – menjadi sasaran pertama penyerbuan sekitar pukul 20.30 waktu Gaza, 70 mil laut dari pantai. Mereka menegaskan operasi itu dilakukan ilegal di perairan internasional, dengan komunikasi kapal diganggu dan siaran langsung diputus paksa.

global sumud flotilla gaza palestina greta thunberg
Greta Thunberg ditahan militer Israel di atas salah satu kapal armada Global Sumud Flotilla.

Taktik Militer Israel

Para aktivis melaporkan Israel menggunakan water cannon, granat kejut dari drone, serta intimidasi dengan kapal perang yang menyalakan sirene dan memerintahkan kapal mematikan mesin. Salah satu relawan Amerika, Greg Stoker, mengatakan dalam rekaman video:

“Mereka mendekat, memerintahkan kami mematikan mesin, kalau tidak kapal akan disita dan kami ditangkap.”

Kementerian Luar Negeri Israel menyebut operasi berlangsung aman dan mengklaim para aktivis, termasuk Greta, dalam kondisi sehat. Mereka dibawa ke pelabuhan Ashdod untuk ditahan sementara sebelum dideportasi.

Israel berdalih Global Sumud Flotilla melanggar blokade laut yang diberlakukan sejak 2009 dengan alasan mencegah penyelundupan senjata Hamas. Pemerintah Israel menuding sebagian peserta flotilla punya hubungan dengan Hamas, meski tidak pernah menunjukkan bukti.

global sumud flotilla gaza palestina greta thunberg
Suasana di atas salah satu kapal ketika diserang Israel.

Reaksi Internasional

Serangan Israel memicu kecaman luas:

  • Turki menyebut tindakan Israel sebagai “aksi terorisme” dan pelanggaran serius hukum internasional. Ankara menuntut pembebasan segera warga negaranya.
  • Hamas menyebutnya sebagai “bajak laut dan terorisme maritim” yang melanggar prinsip kebebasan berlayar.
  • Spanyol menegaskan misi itu murni kemanusiaan. PM Pedro Sánchez menyatakan, “Ini misi kemanusiaan yang tidak akan pernah ada jika Israel membiarkan bantuan masuk ke Gaza.”
  • Italia mengaku telah meminta jaminan agar tidak ada kekerasan. Namun rakyat Italia turun ke jalan di Roma, Napoli, Milan, Genoa, dan kota lain. Serikat buruh menyerukan mogok nasional untuk mengecam Israel.
  • Kolombia mengusir Duta Besar Israel setelah dua warganya, Manuela Bedoya dan Luna Baretto, ditangkap di laut. Presiden Gustavo Petro menyatakan, “Israel telah melanggar hukum internasional dengan menangkap warga kami.”
  • Irlandia menyebut misi ini damai dan menyoroti krisis kemanusiaan di Gaza sebagai alasan utama aksi.
global sumud flotilla gaza palestina greta thunberg
Demonstrasi di Roma menentang serangan Israel ke armada Global Sumud Flotilla.

Global Sumud Flotilla Tidak Gentar

Meski 13 kapal sudah dihentikan, penyelenggara Global Sumud Flotilla menyatakan 30 kapal lain tetap melanjutkan perjalanan. Mereka hanya berjarak sekitar 46 mil laut dari Gaza pada Kamis pagi.

“Kami tidak gentar. Kami akan terus berlayar meski ada intimidasi,” tulis akun resmi flotilla.

Mereka menegaskan misinya damai dan tak bersenjata, hanya untuk membuka jalur kemanusiaan laut ke Gaza yang telah 18 tahun diblokade.

Sejarah Upaya Memecah Blokade

Flotilla internasional sudah berulang kali mencoba menembus blokade:

  • 2010: Kapal Mavi Marmara dari Turki diserbu Israel, menewaskan 10 aktivis. Insiden ini memicu krisis diplomatik besar.
  • 2011–2018: Beberapa armada kecil dicegat, aktivis ditahan, dan kapal disita.
  • Juni 2025: Kapal Madleen yang berlayar dari Sisilia dicegat di perairan internasional. Israel menggunakan semprotan zat kimia untuk melumpuhkan 12 aktivis di dalamnya, termasuk Greta Thunberg.

Perdebatan Hukum Internasional

Blokade Israel atas Gaza telah lama diperdebatkan:

  • Israel berpendapat blokade sah secara militer untuk mencegah masuknya senjata.
  • Aktivis menolak, menegaskan bantuan kemanusiaan dijamin hukum laut internasional.
  • Pakar hukum seperti Omer Shatz menyebut bahkan jika blokade dianggap sah, tetap ada kewajiban membuka koridor kemanusiaan dari laut ke Gaza.

Konvensi Hukum Laut PBB hanya memberi yurisdiksi negara sejauh 12 mil laut dari pantai. Israel melakukan pencegatan 70 mil dari Gaza, di wilayah laut internasional.

global sumud flotilla gaza palestina greta thunberg

Situasi di Gaza

Sejak Oktober 2023, Israel melancarkan operasi militer besar setelah serangan Hamas. Data otoritas kesehatan Gaza mencatat lebih dari 65.000 orang tewas, sementara 1,2 juta penduduk menghadapi kelaparan akut.

Blokade laut dan darat membuat bantuan sulit masuk. PBB berkali-kali menyebut kebijakan Israel sebagai pelanggaran hak asasi manusia.

Intersepsi Global Sumud Flotilla menunjukkan eskalasi baru dalam konflik Gaza. Penahanan Greta Thunberg dan ratusan aktivis asing membuat sorotan dunia kembali tertuju pada blokade Israel.

Dengan kecaman dari Turki, Spanyol, Italia, Kolombia, hingga protes besar di jalanan Eropa, tekanan diplomatik terhadap Israel semakin kuat. Namun Israel tetap bersikeras blokade sah secara hukum, sementara aktivis internasional menegaskan misi mereka akan terus berjalan.

Blokade Gaza kini bukan sekadar isu regional, melainkan pertarungan global tentang hak asasi, hukum laut, dan akses kemanusiaan.

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Related news