Iran meluncurkan gelombang serangan rudal balistik ke wilayah Israel sebagai balasan atas serangan besar yang menewaskan sejumlah tokoh militer dan ilmuwan nuklir Iran serta merusak fasilitas nuklir di Teheran.
Ledakan terdengar di Tel Aviv dan Yerusalem pada Jumat malam waktu Indonesia, setelah sirene serangan udara berbunyi di seluruh Israel. Serangan ini merupakan balasan atas gempuran Israel yang terjadi pada Jumat dini hari (13 Juni waktu Indonesia), yang menyasar situs nuklir dan tokoh militer penting Iran.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan bahwa Israel telah “memecah perang” dan tidak akan dibiarkan melakukan serangan “hit and run” tanpa konsekuensi.
“Rezim Zionis tidak akan lolos dari akibat kejahatannya. Rakyat Iran harus yakin bahwa respons kami tidak setengah-setengah,” kata Khamenei dalam pernyataan resmi.
Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) menyebut mereka telah meluncurkan “serangan telak dan tepat sasaran” ke puluhan target militer dan pangkalan udara di Israel, atas perintah langsung Khamenei.

Media pemerintah Iran melaporkan bahwa tiga gelombang serangan diluncurkan dengan ratusan rudal pada Jumat malam. Setidaknya satu proyektil menghantam pusat kota Tel Aviv, menurut laporan Al Jazeera dari Amman, Yordania.
Namun militer Israel menyatakan jumlah rudal yang diluncurkan Iran kurang dari 100, dan sebagian besar berhasil dicegat atau jatuh sebelum mencapai target. Militer Amerika Serikat juga membantu menembak jatuh sejumlah rudal Iran yang menuju Israel, menurut laporan Reuters dan Associated Press.
Meski begitu, sebuah gedung apartemen modern di pusat Tel Aviv terkena serangan dan terbakar. Asap tebal membubung dari bangunan itu. Gedung di sebelahnya juga mengalami kerusakan berat, dengan jendela pecah dan logam bengkok menggantung di fasadnya.
Media Israel Haaretz melaporkan sedikitnya 40 orang terluka, mengutip layanan darurat. Dua orang dilaporkan terluka parah dan terjebak di dalam gedung.
Selama serangan, warga diperintahkan untuk menghindari tempat umum dan berlindung di ruang aman.
![]()
“Ini adalah rentetan rudal balistik dalam skala besar yang belum pernah dialami Tel Aviv sebelumnya,” kata reporter Al Jazeera, Nour Odeh. “Secara psikologis, pemandangan gedung rusak dan petugas penyelamat mengevakuasi korban sangat berdampak bagi publik Israel.”
Pasca serangan, Iran menutup wilayah udaranya hingga Sabtu pukul 14.00 waktu setempat (sekitar pukul 16.30 WIB). Sistem pertahanan udara juga diaktifkan di Teheran untuk mengantisipasi serangan balasan, menurut kantor berita IRNA.
Iran: “Gerbang Neraka Akan Terbuka Bagi Israel”
Serangan Israel pada Jumat dini hari menewaskan sejumlah jenderal dan ilmuwan Iran, termasuk Kepala Staf Angkatan Bersenjata, Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, dan Kepala IRGC, Hossein Salami. Mayor Jenderal Mohammad Pakpour segera ditunjuk menggantikan Salami.
Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, menyampaikan kepada Dewan Keamanan bahwa 78 orang tewas dan lebih dari 320 lainnya luka-luka dalam serangan, termasuk perempuan dan anak-anak.
Dalam surat kepada Khamenei yang dibacakan di televisi pemerintah, Pakpour berjanji bahwa “gerbang neraka akan terbuka bagi rezim pembunuh anak-anak itu.”

Militer Israel menyatakan telah menyerang lebih dari 200 target di seluruh Iran. Sebelum Iran membalas, juru bicara militer Israel, Brigadir Jenderal Effie Defrin, mengatakan bahwa operasi mereka masih berlangsung dan telah menghantam fasilitas nuklir di Isfahan.
Badan Energi Atom Iran menyatakan bahwa kerusakan di situs nuklir Isfahan dan Fordo tergolong ringan dan tidak menimbulkan kontaminasi di daerah pemukiman.
“Kerusakan terbatas dan tidak perlu dikhawatirkan dari sisi kontaminasi,” ujar juru bicara Behrouz Kamalvandi.
Israel juga menyerang fasilitas pengayaan uranium Natanz. Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, menyebut ada kemungkinan kerusakan pada sentrifugal dan adanya kontaminasi kimia maupun radiasi, namun masih bisa dikendalikan dengan langkah yang tepat.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa ia mengantisipasi “beberapa gelombang serangan dari Iran.” Saat Iran menyerang balik pada Jumat malam, Netanyahu menyampaikan pesan kepada rakyat Iran bahwa mereka sedang berupaya “menghentikan ancaman nuklir dan rudal balistik rezim Islam tersebut.”
“Ketika kami mencapai tujuan kami, kami juga membuka jalan bagi kalian untuk meraih kebebasan. Rezim itu tidak tahu apa yang menyerang mereka — dan apa yang akan datang berikutnya. Ini saatnya kalian bangkit dan bersuara,” kata Netanyahu.















