Harian Masyarakat | Hujan deras yang mengguyur wilayah Himalaya memicu banjir bandang dan longsor di India serta Pakistan. Bencana terparah terjadi di Jammu dan Kashmir, wilayah India, pada Selasa 26 Agustus 2025, ketika longsor besar melanda rute menuju Kuil Vaishno Devi, salah satu jalur ziarah umat Hindu yang paling ramai dikunjungi.
Sedikitnya 34 orang tewas dan puluhan lainnya hilang dalam tragedi tersebut. Sebagian besar korban adalah peziarah yang sedang menuju kuil. Tim penyelamat yang terdiri dari tentara, polisi, dan relawan bekerja keras mengevakuasi korban di tengah medan yang sulit.
Kepala Polisi Paramvir Singh mengatakan operasi penyelamatan masih berlangsung dan prioritas utama adalah mencari korban selamat di balik timbunan batu serta lumpur. Ziarah ke Kuil Vaishno Devi untuk sementara dihentikan akibat bencana ini.
Curah Hujan Pecahkan Rekor
Departemen Meteorologi India (IMD) mencatat curah hujan ekstrem di beberapa wilayah. Kota Jammu menerima 296 milimeter hujan dalam 24 jam, melampaui rekor sebelumnya pada 1973. Sementara Udhampur mencatat 629,4 milimeter hujan, naik 84 persen dari rekor 2019.
Akibat curah hujan yang sangat tinggi, sungai-sungai besar seperti Tawi, Chenab, Jhelum, dan Basantar meluap, merendam ribuan rumah, memutus jalan raya, serta merusak jembatan. Salah satu jembatan besar, Madhopur Bridge, bahkan runtuh dan menelan kendaraan yang sedang melintas.
Pihak berwenang juga menutup sekolah, kantor pemerintahan, serta dua jalur utama penghubung Jammu dengan wilayah India lainnya. Layanan kereta api dihentikan, penerbangan terganggu, dan komunikasi hampir lumpuh.
Korban dan Dampak di India
Selain korban di rute Vaishno Devi, sedikitnya tiga orang tewas akibat banjir di Distrik Doda, Jammu. Sebuah awan pecah (cloudburst) di daerah yang sama juga menewaskan empat warga.
Sejak awal Juni 2025, lebih dari 1.200 orang di India telah meninggal akibat banjir, longsor, dan bencana terkait musim hujan. Di wilayah Kishtwar, Kashmir, banjir bandang pekan lalu menewaskan 60 orang dan membuat 200 lainnya hilang.
Pemerintah India menegaskan prioritas utama adalah memulihkan listrik, pasokan air bersih, serta layanan komunikasi. Menteri Sains dan Teknologi Jitendra Singh mengatakan tim darurat bekerja siang malam untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat dapat kembali terpenuhi.
Pakistan Dilanda Banjir Besar
Bencana serupa juga melanda Pakistan. Di Provinsi Punjab, hujan deras membuat Sungai Ravi, Chenab, dan Sutlej meluap. Lebih dari 150.000 orang harus mengungsi, termasuk 35.000 warga yang secara sukarela meninggalkan rumah mereka sejak 14 Agustus setelah mendapat peringatan banjir.
Pihak berwenang di Lahore mengevakuasi 20.000 orang dari daerah rawan banjir di sepanjang Sungai Ravi. Banyak desa di distrik Kasur, Okara, Bahawalnagar, Bahawalpur, Vehari, dan Sialkot sudah terendam air.
Pemerintah Pakistan meminta bantuan militer untuk mempercepat evakuasi. Tim penyelamat menggunakan perahu untuk memindahkan warga ke lokasi aman. Perdana Menteri Shehbaz Sharif memuji langkah cepat tersebut dan menegaskan bahwa pasokan makanan, obat-obatan, dan tenda darurat telah disalurkan.
Sejak akhir Juni, lebih dari 800 orang di Pakistan meninggal akibat bencana terkait musim hujan.
Ketegangan India–Pakistan Soal Banjir
Banjir di Pakistan semakin parah setelah India membuka pintu bendungan besar untuk mengurangi tekanan air di wilayahnya. New Delhi mengirim peringatan resmi melalui jalur diplomatik bahwa air akan melintasi perbatasan, meski Pakistan menilai India seharusnya menyampaikan informasi melalui Komisi Perairan Indus, sesuai perjanjian 1960 yang ditengahi Bank Dunia.
Hubungan kedua negara memang sedang tegang. India sebelumnya menangguhkan kerja sama komisi tersebut setelah 26 turis tewas di Kashmir pada April lalu.
Peringatan Para Ahli: Dampak Perubahan Iklim
Para ilmuwan memperingatkan bahwa perubahan iklim membuat hujan monsun semakin tidak terprediksi, lebih deras, dan lebih sering menimbulkan bencana. Organisasi ICIMOD (International Centre for Integrated Mountain Development) menyebut kawasan Hindu Kush Himalaya menghadapi percepatan pencairan gletser, pergeseran pola cuaca, dan meningkatnya frekuensi banjir serta longsor.
Bencana kali ini mengingatkan dunia pada tragedi 2022, ketika sepertiga wilayah Pakistan terendam banjir dan 1.739 orang meninggal.
Ribuan Warga Masih Terancam
Hujan masih diperkirakan terus mengguyur wilayah Himalaya, India bagian utara, dan Pakistan timur dalam beberapa hari ke depan. Dengan kondisi sungai yang sudah meluap dan tanah yang labil, ancaman banjir bandang serta longsor masih tinggi.
Otoritas di kedua negara memperingatkan masyarakat untuk tetap siaga, sementara tim penyelamat terus mencari korban hilang. Hingga kini, ratusan orang masih belum ditemukan dan puluhan ribu warga harus bertahan di pengungsian.