Harian Masyarakat | Seorang bayi perempuan di kota Cereté, Kolombia, resmi didaftarkan di Kantor Pencatatan Sipil Nasional pada 15 Agustus 2025 dengan nama yang tidak biasa: Chat Yipiti Bastidas Guerra. Nama tersebut langsung menarik perhatian publik karena terinspirasi dari ChatGPT, model kecerdasan buatan populer buatan OpenAI.
Menurut keterangan yang dilaporkan media lokal, kedua orangtua Chat Yipiti menegaskan bahwa pemilihan nama ini merupakan bentuk penghormatan terhadap era digital dan berkembangnya kecerdasan buatan yang semakin memengaruhi kehidupan sehari-hari.
“Kami memilih nama ini sebagai penghormatan untuk era kecerdasan buatan,” kata orangtua Guerra, seperti dikutip dari pemberitaan UPI, Selasa (19/8/2025).
Reaksi Publik Atas “Chat Yipiti” dan Perdebatan di Media Sosial
Keputusan memberi nama “Chat Yipiti” menuai reaksi beragam dari masyarakat. Sebagian warganet menilai nama itu kreatif dan modern, tetapi lebih banyak yang khawatir akan dampak negatif bagi masa depan sang anak. Mereka menilai nama tersebut berpotensi menjadi bahan ejekan di sekolah maupun lingkungan sosial, yang bisa memengaruhi harga diri dan kondisi psikologis anak.
Para psikolog dan sosiolog anak di Kolombia sebelumnya juga telah memperingatkan risiko serupa. Menurut mereka, nama yang terlalu aneh atau memancing lelucon seperti “Chat Yipiti” bisa berdampak buruk pada perkembangan emosional dan kesejahteraan mental seorang anak.
Tradisi Nama Unik di Kolombia
Fenomena pemberian nama unik di Kolombia sebenarnya bukan hal baru. Negara ini memiliki sejarah panjang dalam mencatat nama-nama bayi yang tidak konvensional, sering kali terinspirasi dari selebritas, tokoh olahraga, hingga budaya populer.
Beberapa nama yang pernah didaftarkan di masa lalu antara lain:
- Maicol Yordan, adaptasi fonetik dari Michael Jordan
- Brayan Spears, terinspirasi dari Britney Spears
- Usnavy, diambil dari “US Navy”
- Yeison, variasi dari Jason
- Stallone, sebagai penghormatan kepada aktor Sylvester Stallone
- Mozart dan bahkan Facebook, yang menunjukkan pengaruh era teknologi
Variasi ini biasanya muncul karena adaptasi fonetik bahasa Spanyol yang mengubah ejaan nama asing menjadi bentuk lokal.
Aturan Hukum soal Nama di Kolombia
Secara hukum, Kolombia tidak memiliki daftar resmi nama yang dilarang. Namun, pejabat di Kantor Pencatatan Sipil Nasional memiliki kewenangan menolak pendaftaran nama yang dianggap melanggar martabat manusia atau merusak reputasi seorang anak.
Ahli hukum dari Bogotá, José Francisco Guerra, menjelaskan bahwa preseden hukum memperbolehkan penolakan nama yang mengandung unsur cabul, berniat mengejek anak, atau terlalu berlebihan hingga bisa menimbulkan diskriminasi.
Beberapa nama memang pernah ditolak pemerintah Kolombia, seperti:
- Miperro (yang berarti “Anjing Saya”)
- Satanás (yang berarti “Setan”)
Nama-nama tersebut dinilai secara jelas melanggar martabat manusia.
Tren Nama Kreatif di Amerika Latin
Fenomena ini bukan hanya terjadi di Kolombia. Di berbagai negara Amerika Latin, pemberian nama unik dan kreatif juga marak, sering kali terinspirasi dari tokoh telenovela, musisi, produk populer, hingga istilah teknologi.
Contoh yang pernah tercatat termasuk penggunaan nama Mozart, Stallone, bahkan Facebook. Di Brasil, fenomena serupa muncul dari tren menamai anak dengan karakter sinetron lokal yang sedang populer.
Era Digital dan Pengaruh Teknologi pada Identitas
Kasus “Chat Yipiti” dianggap sebagai simbol bagaimana teknologi, khususnya kecerdasan buatan, telah merambah ke ranah yang sangat personal, termasuk pemilihan nama anak. Hal ini menunjukkan pergeseran budaya di mana orangtua tidak hanya terinspirasi dari tokoh nyata atau fiksi, tetapi juga dari teknologi yang kini menjadi bagian besar kehidupan manusia.
Meski demikian, para ahli tetap mengingatkan agar orangtua berhati-hati. Nama yang terdengar unik hari ini bisa saja menjadi beban psikologis bagi anak di masa depan.















