spot_img

Drake Dipermalukan di Pengadilan, Gugatan atas Lagu Kendrick Lamar “Not Like Us” Resmi Ditolak Hakim

Harian Masyarakat | Rapper Kanada Drake kalah dalam gugatan pencemaran nama baik yang ia ajukan terhadap Universal Music Group (UMG) terkait lagu “Not Like Us” milik Kendrick Lamar. Hakim Federal Jeannette Vargas di New York memutuskan bahwa lirik lagu tersebut merupakan bentuk “opini yang tidak dapat digugat secara hukum”, bukan pernyataan fakta. Dengan demikian, lagu itu tidak dapat dianggap sebagai fitnah.

Keputusan ini sekaligus menutup kasus hukum yang sempat menarik perhatian besar dunia musik. Drake menggugat label rekamannya sendiri pada Januari 2025. Ia menuduh UMG telah mempublikasikan dan mempromosikan lagu yang menuduh dirinya sebagai “pedofil bersertifikat”. Namun, Lamar tidak disebut sebagai pihak tergugat dalam gugatan ini.

Hakim: “Ini Perang Kata, Bukan Pernyataan Fakta”

Drake Kendrick Lamar not like us
Not Like Us

Dalam keputusan setebal 38 halaman, Hakim Vargas menilai lagu “Not Like Us” lahir dari konteks perang lirik yang panas antara dua rapper besar. Menurutnya, pendengar yang wajar tidak akan menafsirkan lagu diss sebagai pernyataan faktual.

“Walaupun tuduhan bahwa penggugat adalah pedofil jelas merupakan hal serius, konteks pertarungan rap yang penuh bahasa provokatif dan tudingan saling menyerang tidak akan membuat pendengar rasional menganggap ‘Not Like Us’ menyampaikan fakta yang bisa diverifikasi,” tulis Vargas.

Ia menambahkan bahwa lagu tersebut “penuh dengan makian, ejekan, ancaman, serta bahasa hiperbolik,” yang menjadi ciri khas opini, bukan fakta. Menurutnya, lagu diss tidak dimaksudkan untuk menyampaikan laporan faktual yang sudah diperiksa kebenarannya.

Awal Mula Konflik: Dari Lagu ke Gugatan

Perang antara Drake dan Lamar dimulai pada musim semi 2024. Keduanya saling menembak dengan lagu diss yang semakin pribadi dan tajam. Drake sempat merilis lagu “Push Ups” yang mengejek tinggi badan Lamar, sementara Lamar membalas lewat “Euphoria”. Puncaknya, “Not Like Us” yang dirilis pada Mei 2024 menjadi “pukulan metaforis terakhir” dalam perang itu.

Lagu tersebut langsung meledak, menjadi hits terbesar dalam karier Lamar. “Not Like Us” menyapu lima penghargaan Grammy dan menjadi sorotan utama dalam pertunjukan Super Bowl 2025, di mana Lamar menampilkan lagu itu di panggung dengan lirik yang sedikit diubah.

Drake kemudian membawa konflik ini ke ranah hukum. Ia menuduh UMG berperan aktif menyebarkan narasi palsu dan jahat bahwa dirinya adalah pelaku pedofilia. Gugatan itu bahkan menyebut adanya “kampanye terorganisir” untuk menjadikan lagu itu viral dengan dukungan algoritma, promosi berbayar, dan dugaan penggunaan bot.

Insiden Rumah Drake dan Tuduhan “Pizzagate 2024”

Dalam gugatannya, Drake juga menuding lagu tersebut memicu ancaman nyata. Ia menyebut adanya percobaan perampokan dan penembakan terhadap penjaga keamanannya di rumah mewahnya di Toronto, beberapa hari setelah lagu dirilis.

Drake bahkan menilai kasus ini sebagai “versi 2024 dari Pizzagate,” mengacu pada teori konspirasi palsu yang dulu memicu serangan bersenjata di sebuah restoran di Washington DC. Gugatan itu juga menyoroti sampul lagu “Not Like Us” yang menampilkan foto rumah Drake dengan tanda peta lokasi pelaku kejahatan seksual, yang menurut hakim “jelas hasil rekayasa digital dan tidak masuk akal”.

Hakim Vargas menolak semua klaim tersebut. Ia menegaskan bahwa tidak ada orang yang wajar akan percaya bahwa polisi benar-benar menandai rumah tersebut sebagai tempat tinggal pelaku kejahatan seksual.

Drake Kendrick Lamar

UMG Menang Telak di Pengadilan

UMG menanggapi gugatan itu dengan keras sejak awal. Dalam pernyataannya, label rekaman terbesar di dunia itu menyebut gugatan Drake sebagai “penghinaan terhadap kebebasan berekspresi seniman”.

“Sejak awal, gugatan ini merupakan penghinaan terhadap semua seniman dan kebebasan berekspresi mereka. Kami senang pengadilan menolaknya dan akan terus bekerja mempromosikan musik Drake serta berinvestasi pada kariernya,” kata juru bicara UMG.

Hakim Vargas juga menolak klaim bahwa UMG bertanggung jawab atas promosi lagu tersebut. Ia menyebut tuduhan itu “tidak logis” karena jika lagu itu sejak awal dianggap opini, publikasi ulang tidak bisa tiba-tiba menjadikannya fitnah.

Drake Tak Terima, Siap Banding

Meski kalah, pihak Drake menyatakan tidak menyerah. “Kami berencana mengajukan banding atas putusan hari ini dan menantikan proses di Pengadilan Banding,” kata juru bicara Drake dalam pernyataan resmi.

Gugatan ini sempat memicu perdebatan luas di industri musik. Banyak pengamat menilai langkah Drake sebagai “langkah panik” setelah kalah dalam perang lirik. Beberapa pakar hukum juga menyebut gugatan itu sebagai upaya yang “tidak logis” karena konteks lagu diss selalu dipahami sebagai bentuk ekspresi, bukan tuduhan faktual.

Warisan dari “Perang Rap Paling Infamous”

Hakim Vargas menyebut konflik antara Drake dan Kendrick Lamar sebagai “perang rap paling terkenal dalam sejarah genre ini”. Ia menilai bahwa pertempuran itu memperlihatkan bagaimana rivalitas di dunia hip-hop telah bergeser ke wilayah hukum dan reputasi, bukan hanya seni.

Drake Kendrick Lamar GNX
GNX

Kedua rapper tetap menikmati kesuksesan komersial setelah perseteruan itu. Lamar melanjutkan tur dunia bersama SZA dan merilis album “GNX” yang menduduki puncak tangga lagu. Sementara Drake merilis proyek kolaboratif “Some Sexy Songs 4 U” dengan PartyNextDoor dan sedang menyiapkan album baru bertajuk “Iceman”.

Hukum vs Hip-Hop

Kasus ini menjadi pengingat batas antara seni, ekspresi, dan hukum. Pengadilan menegaskan bahwa lagu diss, seberapapun tajam dan ofensif, tetap dilindungi sebagai bentuk opini dalam konteks budaya hip-hop.

Bagi Drake, keputusan ini adalah kekalahan hukum sekaligus simbolik. Namun bagi industri musik, putusan Hakim Vargas dianggap kemenangan penting bagi kebebasan berekspresi artistik.

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Related news