spot_img

Generasi Terakhir Melihat Kunang-Kunang? Ilmuwan UGM Buka Suara

Harian Masyarakat – Media sosial ramai membahas isu hilangnya kunang-kunang di alam liar. Unggahan viral menyebut generasi sekarang mungkin menjadi generasi terakhir yang bisa melihat serangga bercahaya itu. Banyak warganet mengaku sudah puluhan tahun tak lagi melihatnya di sawah atau kebun.

Ahli hewan Universitas Gadjah Mada (UGM), Slamet Raharjo, membenarkan bahwa populasi kunang-kunang di Indonesia menurun tajam dua dekade terakhir. “Masih ada populasi kecil di daerah lembap dan minim polusi,” ujarnya. Namun, tanpa upaya menjaga habitat, kunang-kunang bisa benar-benar hilang.

Habitat dan Polusi Cahaya Jadi Ancaman

Larva ini hidup di lingkungan lembap dan bebas cemaran. Kini, habitat itu makin langka karena sawah dan rawa berubah jadi permukiman. Selain itu, polusi cahaya juga mengacaukan kemampuan hewan ini untuk berkomunikasi dan mencari pasangan.

“Cahaya buatan dari lampu kota mengalahkan sinyal alami kunang-kunang,” kata Slamet. Akibatnya, banyak individu gagal berkembang biak.

Data Global dan Langkah Penyelamatan

Menurut IUCN, dari 128 spesies ini diteliti, 11 persen terancam punah dan 2 persen berada di ambang keterancaman. Penyebabnya adalah penghancuran habitat, polusi cahaya, dan penggunaan pestisida.

Langkah sederhana bisa membantu:

  • Kurangi pestisida di kebun.
  • Matikan lampu luar rumah di malam hari.
  • Jaga ruang hijau dan habitat alami.

Slamet menegaskan, kunang-kunang belum benar-benar punah. “Masih ada harapan kalau kita mau menjaga habitat mereka,” ujarnya.

Cahaya kecil di malam hari itu adalah tanda bahwa alam masih hidup. Jika hewan ini padam, itu pertanda lingkungan kita ikut sekarat.

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Related news