spot_img

Hamas dan Israel Akan Gelar Perundingan Perdamaian di Mesir

Harian Masyarakat | Hamas dan Israel bersiap untuk duduk di meja perundingan di Kairo, Mesir, pada Senin (6/10/2025). Pertemuan ini merupakan langkah awal dari implementasi proposal perdamaian yang diusulkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Setelah dua tahun perang yang menewaskan lebih dari 67.000 warga Gaza dan menimbulkan tekanan internasional besar, kedua pihak akhirnya sepakat untuk memulai dialog tidak langsung.

Perundingan di Mesir: Fokus pada Gencatan Senjata dan Pertukaran Sandera

hamas israel gaza palestina mesir

Mediator Mesir memastikan pembicaraan akan membahas dua isu utama: pembebasan sandera Israel dan tahanan Palestina, serta peta penarikan pasukan Israel dari sebagian wilayah Gaza.

Delegasi AS dipimpin oleh menantu Trump, Jared Kushner, dan utusan khusus Steve Witkoff. Keduanya tiba di Kairo untuk menuntaskan detail teknis terkait pertukaran sandera. Trump menegaskan bahwa negosiasi ini harus berjalan cepat. “Hamas harus bergerak cepat atau semua kesepakatan akan batal,” tulisnya di Truth Social.

Menurut rencana, gencatan senjata akan berlaku segera setelah Hamas menyetujui garis penarikan awal pasukan Israel. Setelah itu, pertukaran sandera dan tahanan akan dimulai, disusul fase penarikan berikutnya.

Sikap Hamas dan Israel: Saling Curiga, tapi Terdesak

Hamas telah menyatakan kesediaan membebaskan semua sandera Israel, baik hidup maupun jenazah, sesuai formula pertukaran yang ditawarkan Trump. Namun, kelompok itu belum menyatakan sikap terhadap tuntutan utama Israel: demiliterisasi Hamas.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, “Hamas akan dilucuti, baik melalui diplomasi lewat rencana Trump atau secara militer oleh kami.” Ia berharap semua sandera bisa dibawa pulang pada pekan perayaan Sukkot.

Meski Trump telah meminta Israel menghentikan pemboman, serangan tetap berlanjut. Puluhan warga sipil tewas di Gaza, termasuk perempuan dan anak-anak. Rumah-rumah hancur di Al-Tuffah, Al-Rimal, dan kawasan Al-Mawasi yang sebelumnya disebut “zona aman”.

Hamas menuduh Netanyahu berbohong soal pengurangan operasi militer. “Serangan dan pembantaian masih terus berlangsung, ini membuktikan kebohongan Netanyahu,” tulis Hamas dalam pernyataan resminya.

Peta Perdamaian Trump: Gencatan Senjata, Penarikan, dan Pemerintahan Baru

rencana perdamaian gaza palestina donald trump benjamin netanyahu

Proposal perdamaian Trump terdiri dari 20 poin. Beberapa poin utama meliputi:

  • Gencatan senjata dalam waktu 72 jam.
  • Pertukaran semua sandera dan tahanan.
  • Penarikan bertahap pasukan Israel.
  • Pembentukan pemerintahan transisi teknokrat tanpa peran Hamas.
  • Disarmament atau pelucutan senjata Hamas.

Trump berencana mengawasi langsung pemerintahan transisi pascaperang melalui otoritas sementara. Ia juga menyebut akan memulihkan citra global Israel yang rusak akibat perang. “Israel kehilangan banyak dukungan dunia. Saya akan kembalikan itu semua,” kata Trump.

Tekanan dari Dalam dan Luar Israel

Di dalam negeri, Netanyahu menghadapi tekanan dari dua arah.
Pertama, dari warga Israel yang menuntut pembebasan para sandera. Ribuan orang memenuhi Hostage Square di Tel Aviv setiap pekan, termasuk keluarga sandera yang belum menerima kabar apa pun. “Kami hanya ingin anak-anak kami pulang,” kata Herut Nimrodi, ibu seorang tentara yang diculik sejak Oktober 2023.

Kedua, dari sayap kanan pemerintahannya. Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich menentang keras kesepakatan Trump. Mereka menilai itu sebagai “kesalahan besar” dan mengancam akan keluar dari koalisi jika disetujui.

Gaza: Harapan di Tengah Puing dan Duka

Di Gaza, warga menyambut kabar perundingan dengan hati-hati. Banyak yang berharap gencatan senjata benar-benar terjadi.

“Saya senang mendengar kabar gencatan senjata, tapi pesawat tempur masih berputar di atas kepala kami,” kata Jamila Al Sayyid (24), warga Al-Zeitoun.
Sementara itu, Tamer Abad di Deir al-Balah mengaku, “Kami hanya ingin hidup bebas. Tidak ada pesawat malam tadi. Semoga ini pertanda baik.”

Namun, kondisi di lapangan tetap memprihatinkan. Rumah-rumah rata dengan tanah, ribuan orang masih mengungsi di tenda-tenda, dan infrastruktur dasar hancur. Gaza kini menghadapi krisis pangan dan medis akut.

Dukungan Internasional: Dari Ankara hingga Canberra

Langkah perdamaian ini mendapat sambutan positif dari berbagai negara.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan menyebut langkah Hamas sebagai “peluang bersejarah bagi perdamaian permanen”. Ia mendesak Israel menghentikan serangan.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese juga menulis di X, “Australia menyambut kemajuan rencana Presiden Trump untuk membawa perdamaian ke Gaza.”

Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini menilai perundingan ini membuka “peluang langka” untuk mengakhiri konflik dan mengatasi krisis kemanusiaan.

Eropa Bergolak: Gelombang Protes Pro-Palestina

Sementara negosiasi berlangsung, protes besar melanda Eropa.
Sekitar 250.000 orang berunjuk rasa di Roma, Italia, menyerukan penghentian perang dan pembebasan aktivis Global Sumud Flotilla yang ditahan Israel. Di Spanyol, 100.000 orang turun ke jalan di Madrid dan 70.000 di Barcelona. Aksi serupa terjadi di Paris, Dublin, Lisbon, Athena, Skopje, London, dan Manchester.

“Negara-negara Eropa harus berani menekan Israel. Kami tidak bisa tinggal diam melihat genosida,” kata Donato Colucci (44), warga Roma.

global sumud flotilla gaza palestina greta thunberg

Korban dan Dampak Perang

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 67.000 warga Palestina tewas dan 170.000 luka-luka sejak perang dimulai Oktober 2023. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. Laporan Komisi Penyelidikan PBB menyebut serangan Israel di Gaza memenuhi kriteria genosida. Israel menolak tuduhan itu dan menyebut tindakannya sebagai “pembelaan diri”.

Ujian Diplomasi di Titik Kritis

Negosiasi di Kairo akan menjadi ujian diplomasi terbesar sejak perang Gaza pecah dua tahun lalu.
AS berperan aktif mendorong kesepakatan cepat, sementara Mesir dan Turki menjadi jembatan antara kedua pihak.

Hamas menuntut jaminan berakhirnya pendudukan, sedangkan Israel menuntut pelucutan senjata total. Dunia menunggu apakah gencatan senjata bisa benar-benar berlaku atau justru menjadi babak baru dari perang yang belum usai.

Bagi warga Gaza dan Israel, perundingan ini bukan hanya tentang politik. Ini soal hidup dan mati, soal harapan terakhir agar perang yang memusnahkan dua generasi bisa benar-benar berhenti.

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Related news