spot_img

Sebulan Hilang, Misteri Farhan dan Reno di Tengah Kerusuhan Kwitang

Harian Masyarakat | Sudah sebulan Muhammad Farhan Hamid (23) dan Reno Syachputra Dewo (24) tidak kembali ke rumah setelah ikut menyaksikan demonstrasi di Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2025). Keduanya diduga berada di sekitar Markas Brimob Polda Metro Jaya di Kwitang ketika situasi memanas.

Farhan berangkat dari rumahnya di Koja, Jakarta Utara, sekitar pukul 12.00 WIB, bersama sepupu dan seorang temannya. Ia sempat berfoto di depan Mako Brimob Kwitang. Sementara itu, Reno berangkat dari Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, naik angkot tanpa membawa identitas. Ia hanya berpamitan singkat kepada keluarganya.

Keluarga, lembaga HAM, hingga polisi masih mencari mereka. Namun, hingga kini jejak keduanya belum jelas.

Jejak Terakhir Farhan

Farhan diketahui berada di Kwitang pada 29 Agustus. Seorang saksi mata, Gatot (24), melihatnya tiga kali di posko medis Dinas Kesehatan dekat Kimia Farma, Senen. Gatot menyebut Farhan mengenakan kemeja hitam dan sepatu putih. Ia datang meminta oksigen akibat gas air mata, lalu kembali lagi dalam kondisi lemas dengan luka bengkak di lutut kiri.

Muhammad Farhan Hamid Reno Syachputra Dewo demo mako brimob kwitang
Muhamad Farhan Hamid pada demonstrasi di Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2025).
(CREDIT: KOMPAS/PANDU WIYOGA)

Farhan sempat dibawa menggunakan ojek ke rumah sakit, tetapi setelah itu tidak pernah terlihat lagi. Kesaksian ini sesuai dengan ciri pakaian yang dikenakan Farhan saat berangkat.

Keluarga juga menemukan kejanggalan pada akun media sosial Farhan. Meski ia tidak membawa ponsel karena digadaikan, akun Facebook dan Instagramnya masih aktif. Bahkan, sempat mengunggah tangkapan layar dan story pada 6 dan 22 September. Pesan WhatsApp dari nomor Farhan juga dibalas orang asing yang mengaku ia sedang tersangkut kasus.

Jejak Terakhir Reno

Jejak Reno jauh lebih samar. Ia hanya pamit kepada sepupunya, Amelia, dengan mengatakan akan menonton demo di Kwitang. Sejak itu tidak ada kabar. Pesan WhatsApp yang dikirim Amelia pada pukul 18.56 WIB masih terkirim, tetapi tak pernah dibalas.

Reno pergi hanya dengan jaket hitam, celana pendek coklat, sandal, dan membawa ponsel. Dompet berisi identitas justru tertinggal di rumah.

Muhammad Farhan Hamid Reno Syachputra Dewo demo mako brimob kwitang
Motor yang dititipkan Reno Syachputra Dewo sebelum pamit berangkat ke Kwitang. (CREDIT:KOMPAS/PANDU WIYOGA)

Kesaksian Keluarga yang Penuh Luka

Ayah Farhan, Hamidi, terus menggelar pengajian di rumahnya di Koja. Ia yakin anaknya masih hidup dan disembunyikan. Ibunda Farhan bahkan sering bermimpi anaknya pulang dalam keadaan penuh luka.

Sementara keluarga Reno yang tinggal di Rawamangun juga diliputi kelelahan. Amelia mengaku harus berbohong kepada mertuanya karena tidak enak tinggal di rumah mereka sambil membawa kabar hilangnya Reno. Ibu Reno sempat datang dari Surabaya, tetapi akhirnya pulang lagi karena tekanan batin setelah terus ditanya polisi soal pesan lowongan kerja yang pernah ia kirim ke anaknya sehari sebelum hilang.

Data Korban Kerusuhan

Kasus Farhan dan Reno bukan satu-satunya. KontraS mencatat ada 44 orang sempat dinyatakan hilang pada rentang aksi 25–31 Agustus 2025. Dari jumlah itu, 42 sudah ditemukan, sebagian besar dalam keadaan terluka. Dua yang belum ditemukan adalah Farhan dan Reno.

Selain itu, LBH dan YLBHI mencatat 3.337 orang ditangkap di 20 kota selama periode aksi. Dari jumlah itu, 1.042 orang mengalami luka-luka akibat kekerasan aparat. Ada laporan korban dengan kepala bocor, hidung patah, hingga luka lebam di seluruh tubuh.

Respon Polisi dan Lembaga HAM

Polda Metro Jaya menyatakan tetap mencari Farhan dan Reno. Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi meminta masyarakat ikut membantu dengan memberikan informasi sekecil apa pun.

Kompolnas menegaskan bahwa kasus ini harus ditangani serius karena menyangkut potensi penghilangan paksa. Komisioner Kompolnas Mohammad Choirul Anam menilai kekuatan Polri saja tidak cukup, masyarakat perlu dilibatkan.

Muhammad Farhan Hamid Reno Syachputra Dewo demo mako brimob kwitang

Komnas HAM juga memberi perhatian khusus. Ketua Komnas HAM Anis Hidayah menyebut lembaganya sudah menyampaikan langsung kasus ini kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Mereka rutin memantau perkembangan pencarian.

Misteri yang Belum Terjawab

Hingga kini, keberadaan Farhan dan Reno masih misteri. Ada jejak digital yang janggal, ada saksi yang melihat Farhan terluka, dan ada keluarga yang terus berdoa penuh harap.

Namun satu hal jelas, kedua pemuda itu hilang setelah hadir di tengah kerusuhan Kwitang. Keluarga menuntut jawaban pasti. Polisi dan lembaga HAM masih mencari.

Pertanyaan besar masih menggantung: di mana Farhan dan Reno sekarang?

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Related news