spot_img

Israel Tarik Pasukan, Warga Gaza Kembali ke Reruntuhan

Harian Masyarakat | Pada Jumat siang waktu setempat, militer Israel mengumumkan bahwa gencatan senjata dengan Hamas resmi berlaku di Jalur Gaza. Kesepakatan ini menjadi titik balik setelah dua tahun perang yang menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina dan 1.200 orang di Israel.

Kesepakatan tersebut merupakan bagian dari rencana perdamaian yang diinisiasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Pemerintah Israel menyetujui perjanjian ini pada Jumat dini hari setelah perundingan panjang di Kairo bersama mediator Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat.

Penarikan Pasukan dan Batas Baru

gaza palestina israel gencatan senjata

Pasukan Israel mulai menarik diri dari Gaza sejak Jumat pagi. Mereka mundur ke garis kuning yang disepakati dalam peta perjanjian, mencakup wilayah pesisir dan sebagian timur Khan Younis. Menurut pejabat Israel dan Arab, tahap pertama penarikan selesai tepat pukul 12.00 siang.
Meski mundur, Israel tetap menguasai sekitar 53 persen wilayah Gaza. Militer menyebut posisi baru ini bertujuan “menyesuaikan operasi” sambil memastikan tidak ada ancaman langsung terhadap pasukan di lapangan.

Gaza Civil Defence melaporkan bahwa pasukan Israel telah keluar dari beberapa distrik utama seperti Tel al-Hawa dan kamp Al-Shati di Gaza City, serta sebagian wilayah Khan Younis. Namun suara tembakan dan dentuman masih terdengar. Sejumlah warga melaporkan pesawat tempur Israel terbang rendah di atas kota.

Gelombang Pengungsi Pulang ke Utara

Segera setelah pengumuman gencatan senjata, puluhan ribu warga Palestina yang mengungsi di selatan mulai berjalan kaki kembali ke rumah mereka di Gaza utara. Jalan pesisir Rashid dan rute Salah al-Din menjadi arus utama pergerakan warga.
“Terima kasih Tuhan rumah saya masih berdiri,” kata Ismail Zayda, 40 tahun, dari distrik Sheikh Radwan di Gaza City. “Tapi lingkungan saya hancur, rumah tetangga hilang, seluruh distrik rata.”

gaza palestina israel gencatan senjata

Di Khan Younis, Ameer Abu Lyadeh (32) mengaku berjalan ke utara “penuh luka dan duka” namun bersyukur bisa pulang. “Kami kembali ke wilayah kami, meskipun hanya ke atas puing,” ujarnya.

Meski ada euforia, tentara Israel memperingatkan warga agar menghindari daerah berbahaya seperti Beit Hanoun, Beit Lahiya, dan Shujaiya yang masih dipenuhi ranjau dan puing senjata.

Pertukaran Sandera dan Tahanan

Gencatan senjata ini membuka jendela waktu 72 jam untuk pembebasan sandera dan tahanan. Hamas dijadwalkan mulai menyerahkan 20 warga Israel yang masih hidup di Gaza pada Senin mendatang. Selain itu, Israel akan membebaskan 250 tahanan Palestina yang dipenjara bertahun-tahun dan sekitar 1.700 orang yang ditahan selama perang.
Banyak dari mereka ditahan tanpa dakwaan. Hamas juga menyebut masih mencari beberapa jenazah sandera yang belum ditemukan.

Di sisi lain, Hamas mengumumkan bahwa pasukan keamanan internalnya akan dikerahkan ke wilayah yang ditinggalkan militer Israel untuk menjaga ketertiban.

gaza palestina israel gencatan senjata

Bantuan Kemanusiaan Masuk Gaza

Setelah dua tahun blokade dan kelaparan, konvoi bantuan kemanusiaan bersiap memasuki Gaza. Ribuan truk dari Mesir membawa makanan, obat-obatan, dan bahan bakar ke perbatasan Rafah yang selama ini ditutup.
Uni Eropa menyatakan tim bantuan siap di perbatasan Mesir untuk memfasilitasi masuknya logistik. Kaja Kallas, perwakilan tinggi Uni Eropa, mengatakan bahwa misi bantuan polisi Palestina di Tepi Barat juga siap mendukung “misi stabilisasi” di Gaza.

Peran Amerika Serikat dan Negara Mediator

Sebagai bagian dari implementasi kesepakatan, Amerika Serikat mengirim sekitar 200 tentara ke Israel. Mereka akan menjadi bagian dari tim multinasional yang terdiri dari militer Mesir, Qatar, Turki, dan Uni Emirat Arab.
Komando Pusat AS (CENTCOM) akan membentuk “pusat koordinasi sipil-militer” di Israel untuk memantau pelaksanaan gencatan senjata, menyalurkan bantuan kemanusiaan, serta membantu transisi ke pemerintahan sipil di Gaza. Tidak ada pasukan AS yang akan masuk ke wilayah Gaza.

Reaksi Pihak Terlibat

gaza palestina israel gencatan senjata

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut kesepakatan ini sebagai langkah menuju demiliterisasi Gaza. Dalam pidatonya di televisi, ia mengatakan, “Hamas hanya setuju ketika pedang sudah di lehernya.” Ia menegaskan bahwa pelucutan senjata Hamas akan dilakukan, “jika bisa lewat perundingan, bagus. Jika tidak, akan dilakukan dengan kekuatan.”
Netanyahu berharap, “Senin malam nanti bisa menjadi hari sukacita jika seluruh sandera kembali.”

Sementara itu, pemimpin Hamas di pengasingan, Khalil al-Hayya, menyatakan bahwa pihaknya telah menerima jaminan dari AS dan mediator lain bahwa perang telah berakhir. “Kami telah mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang dan agresi terhadap rakyat kami,” katanya dalam pidato televisi.

Luka Mendalam dan Ketidakpastian

Di lapangan, banyak warga masih skeptis. Rimah Abu Hasira, ibu dua anak di Gaza City, mengatakan, “Semua orang takut gencatan senjata ini bisa runtuh kapan saja.”
Beberapa laporan menyebutkan masih terjadi penembakan dan ledakan di sejumlah titik pada Jumat pagi. Seorang petugas kota dilaporkan tewas ditembak di Sheikh Radwan.

gaza palestina israel gencatan senjata

Bayang-bayang Rekonstruksi dan Politik Pasca-Perang

Pertanyaan besar kini menggantung: siapa yang akan memerintah Gaza setelah perang?
Perjanjian Trump berisi 20 poin yang mencakup pembentukan pemerintahan sementara, pelucutan senjata Hamas, dan rencana rekonstruksi. Namun banyak detail yang belum disepakati.
Sejumlah analis memperingatkan bahwa runtuhnya kesepakatan bisa memicu kembali kekerasan, seperti dua upaya gencatan sebelumnya yang gagal.

Di sisi lain, Israel menghadapi tekanan internasional yang meningkat setelah laporan Komisi Independen PBB menyatakan Israel melakukan genosida di Gaza. Israel membantah keras tuduhan itu.

Momentum Baru untuk Timur Tengah

Perang dua tahun ini mengguncang keseimbangan kekuatan di Timur Tengah. Iran, Hezbollah di Lebanon, dan kelompok bersenjata di Yaman ikut terseret. Namun hasilnya justru melemahkan jaringan pro-Iran di kawasan.
Trump berharap gencatan senjata ini menjadi batu loncatan menuju normalisasi baru antara Israel dan dunia Arab. Ia dijadwalkan tiba di kawasan pada Minggu dan menghadiri upacara penandatanganan di Mesir, sebelum berbicara di Knesset pada Senin.

gaza palestina israel gencatan senjata

Harapan di Tengah Puing

Bagi banyak warga Gaza, gencatan senjata ini bukan euforia, melainkan jeda untuk bernapas. “Kami tidak punya apa pun lagi untuk kehilangan,” kata Mohammad Rajab, 33 tahun. “Sekarang saatnya membangun lagi hidup kami, masa depan anak-anak kami, dan menjauh dari perang.”

Ribuan orang terus berjalan di atas puing-puing, mencari rumah, keluarga, dan harapan yang tertinggal. Di udara, pesawat tempur masih melintas rendah. Di darat, tentara masih berjaga.
Namun untuk pertama kalinya dalam dua tahun, ada secercah kemungkinan bahwa Gaza bisa diam – walau hanya sementara.

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Related news