spot_img

Kementerian PU Siapkan Pelatihan Santri untuk Bangun Pesantren Secara Mandiri dan Aman

Harian Masyarakat – Kementerian PU (Pekerjaan Umum) menyiapkan pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi bagi santri di seluruh Indonesia. Langkah ini diambil setelah runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, pada 29 September 2025 yang diketahui tidak memiliki Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).

Menteri PU Dody Hanggodo menjelaskan, dari lebih 42.000 pesantren di Indonesia, baru 51 yang memiliki PBG. Karena itu, pemerintah mendorong agar pembangunan pesantren dilakukan dengan standar keamanan yang benar tanpa menghilangkan semangat gotong royong.

“PU akan siapkan pelatihan dan mensertifikasi para santri sebagai tenaga kerja konstruksi secara gratis,” kata Dody di Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Program ini memberi kesempatan bagi santri untuk mengikuti Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) Konstruksi. Direktur Jenderal Cipta Karya Dewi Chomistriana menegaskan, sertifikat ini menjamin keahlian santri agar bisa bekerja secara legal di berbagai proyek, sesuai Undang-Undang Jasa Konstruksi.

Sebagai tindak lanjut dari tragedi di Al-Khoziny, tim ahli Kementerian PU melakukan audit bangunan di Ponpes Lirboyo, Kediri. Audit berlangsung 8–11 Oktober 2025 untuk memeriksa kelayakan bangunan, termasuk yang berusia lebih dari 100 tahun

Lewat kesepakatan bersama antara Kementerian PU, Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam Negeri, pemerintah daerah kini memiliki kewenangan penuh dalam proses perizinan, sertifikasi, dan pengawasan pelatihan bangunan pesantren.

Kementerian PU akan tetap berperan sebagai pembina dan pengarah teknis. Mereka juga menyediakan hotline 158 dan WhatsApp Center 081510000158 untuk membantu Pemda dan pesantren yang memerlukan pendampingan.

Bangunan pesantren di bawah dua lantai bisa mengakses prototipe desain dalam Sistem Informasi Manajemen Bangunan Gedung (SIMBG), sementara untuk bangunan di atas dua lantai, prototipe sedang disiapkan.

Melalui langkah ini, pesantren diharapkan tidak hanya menjadi pusat pendidikan agama, tetapi juga pusat pemberdayaan ekonomi. Santri yang terlatih dan bersertifikat bisa bergotong royong membangun pesantrennya sendiri dengan aman, profesional, dan penuh kebanggaan.

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Related news