Sejak akhir pekan lalu, Los Angeles diliputi ketegangan ketika ribuan orang turun ke jalan menolak operasi penggerebekan imigran. Wali Kota Los Angeles Karen Bass menyebut situasi di kota ini sudah seperti “bom waktu” setelah terjadi bentrokan berulang kali antara demonstran, polisi, dan pasukan Garda Nasional.
Penggerebekan dan Protes Berawal Damai
Sabtu (7/6) lalu, Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) mengumumkan bahwa mereka menahan 118 imigran di beberapa lokasi Los Angeles. Kabar itu memicu gelombang unjuk rasa sejak Minggu (8/6), terutama di depan Metropolitan Detention Center, tempat beberapa tahanan dipindahkan.
Semula, ratusan pendemo membawa spanduk bertuliskan “Stop Deportasi Brutal” dan “Hak Asasi untuk Semua”. Mereka berkumpul dengan tenang, saling bertukar pendapat, lalu bernyanyi beberapa lagu solidaritas. Namun, memasuki sore hari, kehadiran aparat yang bersenjata lengkap dan pasukan Garda Nasional yang berjaga di dekat pintu penjara membuat suasana berubah tegang.
Saat beberapa demonstran mendekat, polisi mengumumkan status “kerumunan ilegal” lewat pengeras suara helikopter. Tiba-tiba terdengar letusan gas air mata dan semprotan merica. Ada yang terpojok, ada yang berusaha mundur sambil menutup wajah. Nuansa tegang muncul ketika serpihan botol dan batu terbang ke arah petugas, dan polisi membalas dengan “amunisi tidak mematikan.”
“Kami datang untuk menuntut keadilan, bukan memicu kekerasan,” kata Anna Benedict, salah satu aktivis, kepada wartawan LAist. “Kami sudah berdiri lima jam, cuma ingin suara kami didengar.”
Bentrok Paling Heboh di Home Depot Paramount
Tidak jauh dari pusat kota, bentrokan paling sengit terjadi di sebuah Home Depot di Paramount, Los Angeles. Di sana, demonstran mencoba memblokir truk-truk yang akan memindahkan tahanan menuju fasilitas lain. Suasana memanas ketika polisi menembakkan flashbang untuk membubarkan massa.
“Ada keluarga yang harus terpisah. Kami tak mau itu terjadi,” ujar Eli Lockwood, koordinator lapangan demonstrasi. Saat itu teriakan “Imigran tau haknya!” menggema, dan beberapa pendemo menolak mundur meski gas air mata sudah dilemparkan. Akibatnya, polisi terpaksa bergerak mundur ke beberapa garis pembatas untuk mengatur ulang barisan.
Hingga malam, catatan resmi menyebut 10 orang ditangkap di pusat kota, ditambah 17 orang lagi yang tertangkap di jalan tol 101, menurut laporan CHP. Beberapa mobil ikut dibakar sebagai bentuk protes keras, dan asap hitam sempat mengepul di jalanan.
Trump Kirim 2.000 Personel Garda Nasional
Melihat eskalasi protes yang tak kunjung mereda, Presiden Trump pada Minggu malam (8/6) mengumumkan akan menurunkan 2.000 pasukan Garda Nasional ke Los Angeles. Sebelumnya, sekitar 300 personel memang sudah dikerahkan di tiga titik kunci, terang Diana Crofts-Pelayo, wakil Direktur Komunikasi Gubernur Newsom.
“Tidak ada toleransi bagi anarki. Ini sudah kerusuhan, dan Garda Nasional akan memastikan hukum dan ketertiban ditegakkan,” kata Trump kepada wartawan sebelum bertolak ke Camp David. Menurut Menteri Pertahanan Pete Hegseth, pasukan Marinir di Camp Pendleton juga siaga tinggi untuk dikerahkan bila situasi makin kacau.
Uniknya, ini jadi kali pertama sejak era 1960-an pemerintah federal memanggil pasukan Garda Nasional tanpa izin gubernur setempat. Imbasnya, kota-kota lain seperti Minneapolis dan Chicago juga ikut menggelar protes serupa, menentang operasi ICE yang dianggap terlalu represif.
Pemerintah Daerah Los Angeles Angkat Bicara
Keputusan Trump menurunkan pasukan langsung menuai protes dari pemerintah daerah. Wali Kota Karen Bass menilai langkah itu justru semakin memicu kekacauan.
“Kami di sini bukan untuk rusuh. Kedatangan Garda Nasional malah bikin orang takut dan marah,” tegas Bass dalam siaran All Things Considered. “Kami butuh dialog, bukan propaganda militer.”
Gubernur California Gavin Newsom juga tak tinggal diam. Melalui media sosial, ia menyatakan telah mengirim surat resmi meminta Trump membatalkan perintah pengerahan pasukan—karena dianggap melanggar kewenangan negara bagian. “Ini bukan soal dukung atau tidak operasi ICE. Ini soal siapa yang berhak atas Garda Nasional di wilayah kami,” tulis Newsom.
Asosiasi Gubernur Partai Demokrat (Democratic Governors Association) ikut mengeluarkan pernyataan keras, menyebut pemerintah federal telah “menyalahgunakan kekuasaan.” Menurut mereka, tanpa koordinasi dengan gubernur, pengerahan pasukan justru sia-sia dan berbahaya. Ada 22 gubernur Partai Demokrat yang menandatangani pernyataan ini.
Potensi Konflik Masih Terbuka
Kericuhan di Los Angeles ternyata juga menular ke San Francisco. Pada Minggu malam, polisi setempat menangkap 60 pendemo dan tiga petugas dilaporkan luka-luka saat membubarkan kerumunan di pusat kota, sebagai bentuk solidaritas kepada kerusuhan LA.
Di sudut-sudut kota LA, barikade darurat—terbuat dari tong sampah, papan kayu, hingga mobil—menghalangi jalan. Banyak yang meramalkan bentrokan bisa terjadi lagi kapan saja, terutama jika dialog antara pemerintah federal dan daerah masih mandek.
“Kita tidak akan berhenti sampai kebijakan ini berubah,” ujar salah satu peserta aksi, yang memilih menyembunyikan namanya. “Yang kami tuntut sederhana: jangan memperlakukan manusia seperti angka.”
Hingga saat ini, belum ada tanda operasi ICE akan berhenti. Suasana malam di Los Angeles masih diliputi ketegangan: lampu sorot polisi memancar ke jalanan yang sepi, sementara patroli militer terus siap siaga. Para demonstran berencana kembali turun ke jalan hari ini, menuntut kejelasan nasib ratusan imigran yang ikut operasi penggerebekan.