Harian Masyarakat | Partai Solidaritas Indonesia (PSI) resmi melantik pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) periode 2025–2030 di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025). Acara ini dipimpin langsung Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
Pelantikan tersebut menghadirkan lebih dari 50 nama pengurus. Beberapa wajah lama tetap bertahan, sementara sejumlah tokoh baru dari partai lain bergabung. Namun, perhatian publik tertuju pada dua hal utama: masuknya eks Nasdem Ahmad Ali sebagai Ketua Harian PSI, dan munculnya inisial misterius “J” sebagai Ketua Dewan Pembina.
Ahmad Ali Jadi Ketua Harian PSI
Ahmad Ali, mantan Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, resmi pindah ke PSI. Ia diberi jabatan strategis sebagai Ketua Harian. Selain Ahmad Ali, eks kader Nasdem lainnya, Bestari Barus, juga bergabung sebagai Ketua Bidang Politik.
Kaesang menilai masuknya Ahmad Ali sebagai amunisi penting untuk membawa Partai Solidaritas Indonesia menembus ambang batas parlemen pada Pemilu 2029. “Ada satu lagi sebenarnya cuma masih nyangkut. Enggak berani sebut saya. Mungkin minggu depan atau dua minggu lagi akan saya umumkan satu lagi wakil ketua umum,” kata Kaesang.
Ahmad Ali dalam pidatonya menegaskan loyalitas PSI untuk membela Jokowi. Ia meminta semua kader berani berdiri di garis depan melawan serangan terhadap sosok yang menjadi inspirasi partai. “Kalau kita mengaku sebagai kader, kita mengaku Pak Jokowi sebagai panutan kita, maka kita harus berdiri di garis depan untuk menjaga kehormatan beliau,” ujar Ali.
Ali juga mengingatkan pentingnya evaluasi partai setelah kegagalan PSI di Pemilu 2019 dan 2024. Menurutnya, kepengurusan baru harus berbasis profesionalisme, bukan sekadar loyalitas lama atau baru.
Misteri Sosok “J”
Dalam susunan pengurus, nama Ketua Dewan Pembina hanya disebut dengan inisial “J”. Sekjen PSI Raja Juli Antoni membacakan, “Dewan Pembina, ketua, yang terhormat, Bapak J.” Di layar belakangnya muncul siluet pria berpeci, memicu spekulasi bahwa sosok itu adalah Jokowi.

Namun, Kaesang menolak memastikan identitas “J”. Ia hanya menyebut sosok tersebut sebagai “politikus dan pengusaha”. Saat ditanya apakah benar itu Jokowi, ia menjawab singkat, “Ya nanti tinggal dibuktikan saja.”
Spekulasi ini semakin kuat karena sejak Juli 2025 Kaesang pernah menyebut seorang tokoh nasional berinisial J sudah bersedia menjadi Ketua Dewan Pembina PSI. Kala itu, banyak pihak langsung mengaitkannya dengan Jokowi.
Selain dugaan Jokowi, nama lain yang disebut publik adalah Jeffrie Geovanie, mantan Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia sebelumnya. Kaesang memastikan identitas resmi “J” akan diumumkan di waktu yang tepat.
Daftar Susunan Pengurus PSI 2025–2030
Dewan Pembina PSI
- Ketua: Bapak “J”
- Sekretaris: Grace Natalie
- Anggota: Kaesang Pangarep, Raja Juli Antoni, Christian Widodo
Ketua Umum: Kaesang Pangarep
Ketua Harian: Ahmad Ali
Wakil Ketua Umum: Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, Ronald Arisron, Andi Budiman, Endang Tirtana, Aan Rochayanto
Ketua Bidang Politik: Bestari Barus
Ketua Bidang Industri Kreatif: Mongol
Kepala Sekolah Partai: Astrid Widayani
Bidang lain: Agus Mulyono Herlambang (Organisasi), Eko Harpono (Kaderisasi), Sahat Marthin Philip Sinurat (Ideologi), Raihan Ariatama (Pemenangan Pemilu), Ali Muthohirin (Relawan), Benidiktus Papa (Saksi), Wiryawan (Pembinaan Kepala Daerah), Yus Ariyanto (Kampanye dan Media), Melky J Pangemanan (Fraksi dan Caleg)
Mahkamah Partai
- Ketua: Nasrullah
- Sekretaris: Agus
- Anggota: Anthony Winza
Dukungan untuk Prabowo dan Harapan Jokowi
Kaesang menegaskan Partai Solidaritas Indonesia tetap solid mendukung Presiden Prabowo Subianto. Ia memuji pidato Prabowo di Sidang Umum PBB yang menurutnya mengingatkan pada pidato Bung Karno.
Sementara itu, Jokowi yang hadir di Solo pada hari pelantikan memberi komentar positif. Ia berharap pengurus baru PSI bisa membawa semangat, harapan, dan ide-ide segar.
Target Besar PSI
Partai Solidaritas Indonesia memasang target lolos ambang batas parlemen pada Pemilu 2029. Kaesang memberi instruksi agar struktur partai diperkuat sampai ke daerah, terutama untuk menghadapi verifikasi KPU pada 2026. Ia juga menegaskan akan mengevaluasi kinerja pengurus setiap tiga bulan.
“Kita ingin PSI bukan hanya lolos Senayan di 2029, tapi jauh lebih besar di 2034,” kata Kaesang.
Dengan pengurus baru, amunisi politik segar, dan misteri besar soal siapa sosok “J”, PSI mencoba membangun momentum baru. Pertanyaan siapa sebenarnya “J” masih menggantung, tetapi publik jelas menaruh perhatian besar pada arah baru partai ini.