spot_img

Kebangkitan Raja Lokal: Perjalanan Kingsoft Tantang Microsoft di Negeri China

Harian Masyarakat | Tahun 1988, seorang pemuda 24 tahun bernama Qiu Bojun mengurung diri di kamar hotel murah di Zhuhai. Ia menulis kode WPS 1.0, perangkat pengolah kata pertama buatan China yang menjadi pondasi pendirian Kingsoft. Berbekal komputer 386 dan tekad baja, Qiu bekerja hingga jatuh sakit karena tiga kali serangan liver. Namun hasilnya luar biasa. Dalam waktu singkat, WPS (Word Processing System) menjadi tulang punggung administrasi di kantor dan universitas seluruh negeri.

Pada awal 1990-an, WPS menguasai 90 persen pasar perangkat lunak pengolah kata di China. Namun kejayaan itu tak bertahan lama. Tahun 1995, Microsoft Office hadir dengan versi bahasa Mandarin. Dukungan sistem Windows 95 dan desain modern membuat pengguna lokal berpindah cepat.

Pembajakan perangkat lunak memperparah keadaan. Menurut laporan Wired tahun 2006, lebih dari 90 persen salinan kamus Inggris–China buatan Kingsoft beredar dalam bentuk bajakan. Pendapatan perusahaan anjlok. Kingsoft menutup sebagian besar divisi pengembangan dan hidup dari proyek kecil. Tapi Qiu menolak menyerah.

kingsoft wps office microsoft china

“Kecuali negara kita menyuruh kita mundur, kita tidak akan pernah gentar,” katanya dalam laporan Pandaily tahun 2019. Ia bahkan menjual rumah dan mobil untuk membiayai WPS97. Keteguhan itu menjadikannya simbol ketekunan di dunia teknologi China.

Dari Kekalahan ke Kesadaran Nasional

Pada akhir 1990-an, Qiu meluncurkan proyek Pangu Office sebagai upaya membangun sistem pengolah kata nasional. Proyek ini gagal secara teknis, tapi menanamkan kesadaran penting tentang kemandirian teknologi lokal.

Setelah Qiu mundur pada 2011, kepemimpinan berpindah ke generasi baru. Salah satunya Lei Jun, pendiri Xiaomi, yang kemudian mengubah arah Kingsoft. Lei menanamkan strategi baru: beralih dari software desktop ke layanan cloud dan AI.

Langkah itu terbukti jitu. Pada 2019, Kingsoft Office resmi melantai di Bursa Shanghai (STAR Market). Perusahaan mulai menyaingi raksasa global melalui pendekatan cerdas: integrasi cloud dan kecerdasan buatan ke dalam WPS.

kingsoft wps office microsoft china
Software WPS yang dijalankan dengan UnifiedKernel ver 0.2.1 pada tahun 2008.

Kebangkitan di Era AI dan Cloud

Menurut laporan keuangan Kingsoft Maret 2025, pendapatan kuartal IV-2024 mencapai 2,23 miliar yuan, naik 29,6 persen dari tahun sebelumnya. Divisi AI Cloud tumbuh lebih dari 500 persen, dan kini menyumbang sepertiga pendapatan cloud publik.

CEO Kingsoft, Zhang Qingyuan, menjelaskan: “Integrasi AI adalah langkah alami bagi WPS. Kami ingin menjadikan AI bukan hanya alat bantu pengetikan, tetapi asisten produktif bagi setiap pekerja.”

Kini, WPS memiliki lebih dari 600 juta pengguna aktif bulanan. Produk terbarunya, WPS AI 3.0, telah digunakan oleh lebih dari 40 kementerian dan 200 perusahaan besar di China. Versi korporatnya, WPS 365, dirancang agar selaras dengan sistem administrasi pemerintah dan industri lokal.

Microsoft 365 memang masih memimpin secara global dengan 430 juta pengguna berbayar, tetapi di China, dominasi itu mulai terancam.

Momentum Politik: Beijing Resmi Gunakan Format WPS

Puncak kebangkitan Kingsoft datang pada Oktober 2025, ketika Kementerian Perdagangan China untuk pertama kalinya menerbitkan dokumen resmi dalam format WPS. Langkah ini menandai berakhirnya ketergantungan pemerintah China pada format Microsoft Word dan PDF.

Kebijakan tersebut muncul bersamaan dengan pengumuman pembatasan ekspor mineral tanah jarang, yang memicu kemarahan Amerika Serikat dan Uni Eropa. Dokumen itu tidak bisa dibuka dengan Microsoft Word tanpa konversi, menandakan perubahan arah yang tegas.

Bloomberg mencatat, saham Kingsoft Office melonjak 18 persen di Bursa Shanghai, sementara induknya, Kingsoft Corp, naik 19 persen di Hong Kong.

“Langkah ini akan menetapkan WPS sebagai format resmi komunikasi antar lembaga pemerintah di China,” kata Shen Meng, Direktur Chanson & Co di Beijing. “Ini mempercepat adopsinya di institusi publik dan industri.”

kingsoft wps office microsoft china
Aplikasi WPS Office milik Kingsoft

Simbol Perlawanan dalam Perang Teknologi

Keputusan Beijing memakai WPS bukan sekadar pilihan teknis, tetapi manuver geopolitik. Di tengah perang dagang dan pembatasan ekspor chip, China mempercepat kampanye “Made in China” untuk mencapai kemandirian teknologi.

Langkah ini juga menghindarkan China dari risiko seperti saat gangguan global Windows pada Juli 2024 yang disebabkan pembaruan cacat dari perusahaan keamanan siber AS, CrowdStrike. Saat dunia lumpuh, layanan pemerintah dan perbankan China tetap berjalan normal karena sudah menggunakan sistem lokal.

Pemerintah bahkan sejak 2022 mewajibkan seluruh BUMN menggunakan perangkat lunak domestik sepenuhnya pada 2027. WPS kini menjadi tulang punggung pengolahan dokumen, sementara Tencent, Huawei, Alibaba, dan NetEase membangun ekosistem pelengkap seperti email dan cloud.

Sementara itu, perusahaan asing mulai mundur. Adobe dan Citrix (Cloud Software) telah mengurangi operasi di China. Microsoft menutup laboratorium riset AI di Shanghai dan seluruh toko fisik di daratan pada 2024.

kingsoft wps office microsoft china
Fasilitas riset AI milik Microsoft yang ditutup di zona hi-tech Zhangjiang, Shanghai.

Langkah China ini menambah tekanan pada perusahaan global yang beroperasi di negaranya. File dokumen pemerintah kini hanya bisa dibuka dengan WPS Office, memaksa entitas asing beradaptasi dengan standar digital Beijing jika ingin tetap berinteraksi.

Teknologi sebagai Alat Kedaulatan

Para analis menilai, kebijakan ini merupakan bagian dari strategi “kedaulatan digital” Beijing. Dengan mengontrol format dokumen resmi, China memastikan bahwa bahkan komunikasi administratif tidak lagi bergantung pada sistem buatan Amerika.

“Ini bukan hanya tentang membuka file,” ujar seorang eksekutif teknologi kepada South China Morning Post. “Ini tentang mengendalikan narasi dalam persaingan berisiko tinggi.”

Keputusan ini juga memperlihatkan bagaimana software menjadi medan baru perang teknologi global. Dari chip, AI, hingga format dokumen, setiap elemen kini bernilai strategis.

Dari Cemoohan ke Simbol Kemandirian

Pada 2008, People’s Daily mencatat ejekan warganet yang menyebut Kingsoft “konyol” karena berani melawan Microsoft. Dua dekade kemudian, WPS berdiri sejajar di pasar yang dulu menertawakannya.

Bagi banyak warga China, WPS bukan lagi alternatif murah dari Microsoft Word, melainkan simbol kedaulatan digital. Dari kamar hotel sempit tempat Qiu Bojun menulis baris kode pertama, kini WPS menjadi alat resmi negara.

Kebangkitan Kingsoft adalah cerita tentang keuletan, nasionalisme teknologi, dan strategi bertahan hidup di bawah tekanan global. Di dunia di mana file dokumen bisa menjadi senjata diplomasi, Kingsoft telah menjadikan “membuka dokumen” sebagai bentuk perlawanan yang paling halus namun paling bermakna.

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Related news