Kapal feri KMP Tunu Pratama Jaya yang melayani rute penyeberangan Ketapang–Gilimanuk tenggelam di perairan Selat Bali pada Selasa malam, 2 Juli 2025, sekitar pukul 23.30 WIB. Kapal tersebut diketahui mengangkut 65 orang, terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru, serta membawa 22 unit kendaraan berbagai jenis.
Menurut informasi dari Kantor Basarnas Banyuwangi, kapal mulai mengalami gangguan mesin dan kehilangan daya (blackout) sekitar pukul 23.20–23.35 WIB. Kondisi tersebut membuat kapal tidak dapat bergerak dan akhirnya tenggelam di tengah laut. Lokasi tenggelamnya kapal berada di antara Pelabuhan Ketapang dan Pelabuhan Gilimanuk, tepat di tengah-tengah Selat Bali.
Cuaca buruk dengan gelombang laut setinggi 2 hingga 2,5 meter memperparah situasi. Hal ini juga menyulitkan upaya evakuasi dan pencarian korban oleh tim gabungan dari Basarnas Banyuwangi, KPLP, Polairud, TNI AL, dan otoritas pelabuhan. Beberapa kapal penyelamat sempat dikerahkan ke titik lokasi, termasuk kapal cepat (RIB) milik Basarnas.
Setelah pencarian dilakukan selama semalaman, pada Kamis pagi, 4 Juli 2025 pukul 06.30 WITA, tim SAR berhasil menemukan empat orang korban selamat di perairan Cekik, Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali. Mereka terdiri dari satu anak buah kapal (KKM/Kepala Kamar Mesin) dan tiga orang penumpang.
Keempat korban tersebut berhasil bertahan hidup dengan naik ke sekoci penyelamat tak lama setelah kapal mulai tenggelam. Setelah ditemukan, mereka langsung dievakuasi ke Pelabuhan Gilimanuk dan mendapatkan penanganan medis dari tim kesehatan.
Hingga saat ini, proses pencarian dan evakuasi korban lain masih terus dilakukan, meskipun gelombang tinggi dan angin kencang masih menjadi tantangan besar di lapangan. Basarnas dan instansi terkait terus berkoordinasi dan menyiagakan tim gabungan untuk menyisir lokasi tenggelamnya kapal.
Belum ada keterangan resmi mengenai jumlah korban hilang atau luka-luka lainnya. Otoritas pelabuhan dan Basarnas mengimbau masyarakat agar bersabar dan tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.
