Harian Masyarakat | Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi andalan pemerintah sudah berjalan delapan bulan. Namun, program ini berkali-kali diguncang kasus keracunan massal. Berdasarkan data milik BGN, sejak Januari hingga 25 September 2025, terjadi 70 kasus keracunan dengan 5.914 anak menjadi korban.
Kasus terjadi di banyak wilayah, mulai dari Kupang (140 siswa SMP keracunan), Bogor (210 siswa dari TK hingga SMP), hingga Bandung Barat yang mencatat 1.258 siswa harus dirawat. Di Jawa Barat saja, data Laboratorium Kesehatan (Labkesda) mencatat 3.384 pelajar keracunan MBG sejak awal tahun.
Hasil pemeriksaan laboratorium menemukan berbagai bakteri berbahaya dalam makanan MBG, seperti Escherichia coli, Salmonella, Bacillus cereus, Vibrio cholerae, Staphylococcus aureus, hingga kontaminasi nitrit dan jamur beracun.

Mengapa Makanan Bisa Jadi Racun?
Ahli kesehatan masyarakat dan laboratorium mengidentifikasi beberapa faktor utama penyebab makanan MBG berubah jadi racun:
- Air tercemar
Air yang digunakan untuk mencuci bahan makanan atau memasak tidak memenuhi standar. Air kotor bisa membawa E. coli atau Salmonella. - Higienitas pekerja dapur buruk
Pekerja dapur yang tidak mencuci tangan, kuku panjang, rambut tidak tertutup, atau bahkan sedang sakit bisa menularkan bakteri. - Peralatan tidak steril
Pisau, talenan, atau wadah yang dipakai untuk bahan mentah bercampur dengan makanan matang menyebabkan kontaminasi silang. - Bahan makanan tidak segar
Sayur, buah, atau daging yang disimpan terlalu lama di suhu ruang cepat ditumbuhi bakteri. Produk hewani paling rentan karena tinggi air dan protein. - Penyimpanan salah
Makanan harus disimpan di atas 60 derajat atau di bawah 5 derajat. Jika dibiarkan di suhu ruang, bakteri berkembang sangat cepat. - Distribusi lambat
Menu MBG sering dimasak dini hari lalu baru dikonsumsi siang. Jarak waktu terlalu lama membuat makanan basi. - Penggunaan bahan tambahan berbahaya
Beberapa sampel terdeteksi mengandung nitrit berlebih atau pestisida pada sayur dan buah.
Gejala dan Bahayanya
Gejala umum keracunan makanan antara lain:
- mual dan muntah
- diare
- sakit perut
- demam dan pusing
- lemas dan dehidrasi
Pada kasus berat, keracunan bisa menyebabkan gagal ginjal, kelumpuhan pernapasan, hingga kematian. Karena itu, penanganan cepat sangat penting.
Dokter menyarankan korban segera diberi air putih atau oralit sedikit demi sedikit. Jika gejala parah seperti diare berdarah, muntah terus-menerus, atau sulit bernapas, harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan.
Pelajaran Penting untuk Rumah Tangga
Meskipun kasus ini terjadi di dapur besar MBG, pelajarannya berlaku juga untuk dapur rumah Anda. Inilah cara agar makanan yang Anda sajikan tidak berubah menjadi racun:
- Gunakan air bersih yang sudah terjamin bebas bakteri.
- Cuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh makanan.
- Pastikan alat masak dan alat makan steril, pisahkan untuk bahan mentah dan matang.
- Pilih bahan makanan segar, jangan gunakan yang sudah hampir busuk.
- Masak hingga benar-benar matang. Jangan biarkan ada bagian daging atau telur yang masih mentah.
- Simpan makanan matang pada suhu tepat:
- panas di atas 60 derajat
- dingin di bawah 5 derajat
- Jangan biarkan makanan terlalu lama di suhu ruang. Jika harus disajikan belakangan, simpan di lemari pendingin atau termos makanan panas.
- Tutup makanan dengan rapat agar terhindar dari debu, serangga, dan udara lembap.
- Jangan buru-buru menutup makanan panas. Biarkan agak dingin agar uap air tidak terperangkap yang bisa membuat makanan cepat basi.
- Jika ada anggota keluarga sakit, jangan biarkan mereka mengolah makanan.
Evaluasi Besar untuk Program MBG

Para pakar gizi dan kesehatan mendesak pemerintah segera melakukan evaluasi menyeluruh. Dinas kesehatan di setiap daerah harus aktif mengawasi dapur MBG. Audit bahan baku, sertifikasi pekerja dapur, serta standardisasi distribusi wajib dilakukan.
Bupati hingga kepala sekolah juga diminta ikut mengawasi. Beberapa daerah mulai mewajibkan tes organoleptik (cicip rasa, bau, tekstur) oleh guru sebelum makanan dibagikan ke siswa.
Program MBG yang menghabiskan anggaran besar hanya bisa berhasil jika faktor keamanan pangan dijamin. Tanpa itu, program ini justru bisa merugikan masa depan pelajar.
Kasus keracunan massal MBG menjadi alarm keras bahwa makanan bisa berubah jadi racun jika higienitas diabaikan. Dari air bersih, bahan segar, alat masak steril, hingga distribusi cepat, semuanya harus diperhatikan.
Untuk rumah tangga, prinsipnya sama. Anda bisa mencegah keluarga dari risiko keracunan dengan disiplin menjaga kebersihan dapur dan bahan makanan. Jangan sampai makanan yang seharusnya menyehatkan malah membuat sakit.