Militer Zionis Israel melakukan serangan secara membabibuta sesepanjang Jumat 23 Mei 2025 di pemukiman warga Palestina wilayah Jabalia al-Balad di Gaza utara.
Setidaknya 50 orang tewas akibat serangan Militer Zionil Israel ini sementara banyak warga palestina hilang tanpa kabar.
Di wilayah Jabalia al-Balad di Gaza utara, serangan udara Pemukim Zionis Israel menghantam bangunan empat lantai. Petugas darurat Pertahanan Sipil Gaza Utara melaporkan temuan sejumlah jenazah dan menyelamatkan sejumlah kecil korban selamat.
Petugas darurat menggambarkan akibat serangan udara sangat brutal sebagai pembantaian yang mengerikan. 50 orang dikhawatirkan tewas atau hilang dalam serangan Israel di blok permukiman Gaza utara tersebut.
Serangan brutal dilakukan militer Zionis Israel sebagaimana dikutip dari situs berita New Arab, terjadi setelah kepala Organisasi Kesehatan Dunia pada hari Kamis mendesak Israel untuk mengakhiri perang Gaza.
Juga ditegaskan perdamaian akan menjadi kepentingan Israel sendiri, karena 29 warga Palestina dilaporkan meninggal di daerah kantong itu karena kelaparan.
Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan perang itu merugikan Israel dan juga Palestina dan tidak akan membawa solusi yang langgeng untuk perang di wilayah tersebut.
“Anda dapat membayangkan bagaimana orang-orang menderita. Sangat salah untuk menjadikan makanan sebagai senjata. Sangat salah untuk menjadikan pasokan medis sebagai senjata.”
Direktur tanggap darurat WHO Michael Ryan juga mengatakan bahwa 2,1 juta orang di Gaza dalam bahaya kematian yang mengancam.
“Kita perlu mengakhiri kelaparan, kita perlu membebaskan semua sandera dan kita perlu memasok kembali dan memulihkan sistem kesehatan,” kata Michael Ryan.
WHO mengatakan warga Palestina di wilayah yang hancur itu menderita kekurangan makanan, air, pasokan medis, bahan bakar, dan tempat tinggal yang parah dengan 29 anak-anak Palestina dan orang tua meninggal karena kelaparan sejak pengepungan diperketat di Gaza.
Empat rumah sakit besar harus menangguhkan layanan medis dalam seminggu terakhir, karena kedekatannya dengan permusuhan atau zona evakuasi, dan serangan.
Hanya 19 dari 36 rumah sakit di Jalur Gaza yang tetap beroperasi, dengan staf yang bekerja dalam “kondisi yang mustahil”, kata badan kesehatan PBB dalam sebuah pernyataan.
“Setidaknya 94 persen dari semua rumah sakit di Jalur Gaza rusak atau hancur,” katanya, sementara Gaza utara telah kehilangan hampir semua perawatan kesehatan.