spot_img

Rahasia Besar Para Miliarder Dunia Bangun Bunker Mewah, Apa Yang Mereka Sembunyikan?

Harian Masyarakat – Dalam beberapa tahun terakhir, muncul tren baru di kalangan para ‘Crazy Rich’ dan ilmuwan dunia. Industri bunker yang menjadi bisnis bernilai miliaran dolar, dengan permintaan meningkat tajam sejak pandemi dan perang global muncul di banyak kawasan.

Fasilitas ini disebut sebagai bentuk persiapan menghadapi ancaman global, mulai dari perang, bencana iklim, hingga kecerdasan buatan (AI) yang dianggap bisa menandingi manusia.

Bunker

Kompleks Raksasa Zuckerberg di Hawaii

Menurut laporan Wired, proyek bernama Koolau Ranch ini mencakup area seluas 1.400 hektar.

Jika dikalkulasikan, biaya pembangunannya menyaingi proyek properti pribadi terbesar di dunia. Hanya untuk konstruksi utama saja, nilainya mencapai US$100 juta, sementara pembelian tanah menelan US$170 juta.

Namun, Zuckerberg membantah jika disebut membangun “bunker kiamat”. Menurutnya, ruang bawah tanah itu hanya basement perlindungan biasa, bukan fasilitas bertahan hidup ekstrem.

Fenomena Global: “Asuransi Kiamat” untuk Para Miliarder

Fenomena ini tidak hanya terjadi di Hawaii. BBC melaporkan bahwa banyak miliarder teknologi membeli lahan luas dengan fasilitas bawah tanah rahasia.

Pendiri LinkedIn, Reid Hoffman, menyebut tren ini sebagai bentuk “asuransi kiamat”. Menurutnya, sekitar setengah dari para miliarder dunia sudah memiliki bunker pribadi, dengan Selandia Baru menjadi lokasi favorit.

Motif mereka beragam. Sebagian membangunnya untuk mengantisipasi bencana alam dan krisis iklim, sementara lainnya khawatir terhadap lonjakan kecerdasan buatan yang berpotensi mengancam eksistensi manusia.

Bunker

Ketakutan terhadap AI dan Seruan Membangun Bunker Ilmuwan

Kecemasan terhadap Artificial General Intelligence (AGI), yaitu tahap di mana AI mampu menandingi kecerdasan manusia, ikut mendorong tren ini.
Ilya Sutskever, salah satu pendiri OpenAI, bahkan pernah menyarankan agar perusahaan teknologi membangun di bawah tanah untuk para ilmuwan.

Namun tidak semua ilmuwan sepakat.
Neil Lawrence, profesor dari Universitas Cambridge, menilai ketakutan terhadap AGI terlalu dilebih-lebihkan.

Industri Bunker Ultra-Rahasia

Perusahaan Oppidum, spesialis hunian bawah tanah, menyebut kerahasiaan sebagai syarat utama klien miliarder.
“Salah satu prinsip desainnya adalah Anda tidak ingin siapa pun mengetahuinya,” kata Tom Grmela, kepala komunikasi Oppidum.
Ia mengaku jarang sekali bertemu langsung dengan klien. “Bahkan jika bertemu, mereka selalu menggunakan nama samaran.”

Fenomena ini bukan sekadar simbol ketakutan terhadap masa depan, tetapi juga cermin ketimpangan global di mana keselamatan kini bisa dibeli oleh mereka yang paling kaya.

Pertanyaannya, ketika dunia benar-benar menghadapi “kiamat”, apakah fenomena senilai ratusan juta dolar itu benar-benar bisa menyelamatkan siapa pun?

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Related news