spot_img

Pimpinan Militer Israel Tolak Pendudukan Penuh Gaza, Bentrok dengan Netanyahu

Harian Masyarakat | Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terus mendorong rencana pendudukan penuh Jalur Gaza meski mendapat penolakan keras dari pimpinan militer. Kepala Staf Angkatan Pertahanan Israel (IDF), Letnan Jenderal Eyal Zamir, memperingatkan bahwa pendudukan total bisa menjadi “jebakan” yang membahayakan nyawa puluhan sandera serta memperburuk kondisi tentara di lapangan.

militer israel netanyahu gaza palestina
Letnan Jenderal Eyal Zamir, Kepala Staf Angkatan Pertahanan Israel (IDF)

Peringatan ini disampaikan dalam rapat selama tiga jam pada Selasa lalu, yang dihadiri oleh sejumlah menteri kabinet keamanan. Netanyahu menegaskan bahwa IDF harus siap melaksanakan keputusan pemerintah, sementara Zamir menyarankan pendekatan bertahap dengan mengepung kota-kota besar seperti Gaza City alih-alih melakukan pendudukan penuh.

Netanyahu Tolak Kritik dan Libatkan Anak dalam Polemik

Dalam pertemuan itu, Zamir juga mengungkapkan ketidaksenangannya terhadap unggahan Yair Netanyahu, putra perdana menteri, yang menuding dirinya memimpin “kudeta militer” seperti di negara-negara Amerika Tengah pada era 1970-an. Netanyahu membela anaknya dengan menyatakan bahwa Yair adalah pria dewasa berusia 33 tahun yang bertanggung jawab atas ucapannya sendiri.

Netanyahu juga menegur Zamir karena mengancam mundur setiap kali rencananya tidak diakomodasi. Meski begitu, sumber di Kantor Perdana Menteri menyebut bahwa jika Zamir tidak setuju dengan rencana pendudukan penuh, ia bisa memilih untuk mundur dari jabatannya.

Perselisihan Terbuka di Internal Militer

Perseteruan tidak hanya terjadi antara Zamir dan Netanyahu, tetapi juga di dalam tubuh militer. Kepala Komando Selatan IDF, Mayor Jenderal Yaniv Asor, terlibat adu argumen sengit dengan Kepala Angkatan Udara Mayor Jenderal Tomer Bar terkait tingginya jumlah korban sipil akibat serangan udara.

Asor menuduh angkatan udara sering menolak permintaan serangan dari pasukan darat. Bar membalas bahwa banyak serangan yang diminta terlalu berisiko bagi warga sipil dan menunjukkan kurangnya profesionalisme. Zamir harus turun tangan untuk meredakan ketegangan.

militer israel netanyahu gaza palestina

Perselisihan ini mencerminkan ketegangan berbulan-bulan antara komando darat dan udara, terutama terkait kebijakan serangan terhadap target Hamas yang dinilai tidak sepadan dengan korban sipil yang ditimbulkan.

Sandera Terancam, Tentara Kelelahan

Zamir memperingatkan bahwa perluasan operasi militer akan membahayakan sekitar 50 sandera yang masih ditahan di Gaza, termasuk 20 yang diyakini masih hidup. Ia juga menilai bahwa pasukan Israel sudah terlalu lelah setelah hampir dua tahun perang.

Israel saat ini menguasai sekitar 75% wilayah Gaza. Jika pendudukan penuh dilaksanakan, seluruh Jalur Gaza akan berada di bawah kendali militer Israel, termasuk wilayah padat penduduk yang selama ini dihindari karena adanya sandera.

Dalam perang ini, Hamas menggunakan warga sipil sebagai tameng, dan seringkali mengancam membunuh sandera jika pasukan Israel mendekat. Pendekatan militer yang salah dapat memperburuk situasi sandera dan merusak reputasi Israel di mata dunia.

Krisis Kemanusiaan dan Tekanan Internasional

Sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023, lebih dari 61.000 orang telah tewas di Gaza menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas. Sebagian besar korban adalah warga sipil, termasuk ribuan anak-anak. Israel menyebut 1.200 orang tewas di pihaknya dan 251 disandera dalam serangan awal Hamas.

militer israel netanyahu gaza palestina

Kondisi di Gaza sangat memprihatinkan. Dua juta warga mengungsi berkali-kali, infrastruktur hancur, dan kelaparan meluas. Hampir 200 orang dilaporkan meninggal karena kelaparan, setengahnya anak-anak. Puluhan lainnya tewas ketika truk bantuan makanan terguling dan diserbu massa kelaparan.

PBB menyebut rencana perluasan operasi Israel sebagai “sangat mengkhawatirkan”. Sementara itu, Amerika Serikat, yang sebelumnya menjadi mediator, belum menunjukkan sinyal intervensi, bahkan mantan Presiden Donald Trump menyatakan bahwa itu adalah “urusan Israel”.

Publik dan Tokoh Oposisi Tolak Pendudukan Penuh Gaza

Tekanan domestik terhadap Netanyahu juga meningkat. Survei Channel 12 menunjukkan mayoritas publik Israel mendukung solusi diplomatik untuk mengakhiri perang dan membebaskan para sandera. Pemimpin oposisi Yair Lapid menyatakan bahwa rakyat tidak ingin perang berlarut-larut dan menyebut pendudukan penuh Gaza sebagai ide buruk.

Namun, Netanyahu yang memimpin koalisi paling sayap kanan dalam sejarah Israel, tetap bergeming. Beberapa mitra koalisinya bahkan mengancam akan keluar dari pemerintahan jika perang dihentikan.

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Related news