Harian Masyarakat | Kemacetan parah di berbagai ruas jalan Jakarta kembali menuai keluhan warga. Proyek galian yang memakan badan jalan membuat lalu lintas semakin padat. Salah satunya terjadi di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, yang dalam beberapa pekan terakhir disebut sebagai titik macet horor.
Gita (27), warga Jakarta Barat, mengaku bingung dengan proyek galian di Jalan Daan Mogot. Ia menilai pengerjaannya terlalu lama. “Galiannya memang tidak sepanjang jalan, tetapi kok lama banget (pengerjaannya),” keluhnya, Selasa (16/9/2025).
Zuhri (45), warga Jakarta Pusat, juga menyoroti relokasi kabel optik di Petamburan. Menurutnya, proyek tersebut penting, tetapi harus dikerjakan lebih cepat agar tidak menimbulkan gangguan berkepanjangan.
Puluhan Proyek Galian Serentak di Jakarta
Data Dinas Perhubungan Jakarta mencatat, 216 ruas jalan sepanjang 264,58 kilometer terdampak proyek konstruksi. Pekerjaan mencakup jaringan air bersih, pengelolaan limbah, penerangan jalan, hingga penataan sarana jaringan utilitas terpadu (SJUT).
Sejumlah proyek besar yang masih berlangsung di Jakarta antara lain:
Relokasi kabel optik oleh PT Jakarta Propertindo dan PD Sarana Jaya berdasarkan Pergub No. 69/2020 dan Pergub No. 70/2020.
Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) yang mencakup pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan jaringan perpipaan di Jakarta Barat, Pusat, dan Utara.
Proyek MRT Jakarta Fase 2A Bundaran HI–Kota.
Di Jalan TB Simatupang, beberapa proyek dikerjakan bersamaan, seperti pipanisasi air minum oleh PAM Jaya, pembangunan IPAL oleh Paljaya, serta SJUT oleh Dinas Bina Marga.
Warga Jadi Korban Kemacetan
Kondisi lalu lintas semakin parah karena proyek-proyek tersebut kerap memakan badan jalan. Di Jalan Perniagaan Raya, misalnya, proyek JSDP menyisakan hanya satu lajur bagi kendaraan. Di kawasan TB Simatupang, antrean panjang kendaraan setiap hari menjadi pemandangan biasa.
Keluhan warga juga ramai mencuat di media sosial. Mereka menumpahkan kekesalan karena harus membuang waktu berjam-jam di jalan akibat proyek galian yang tak kunjung selesai.
Respons Gubernur Pramono Anung
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan bahwa setiap proyek harus memiliki prosedur operasional standar (SOP) sebelum dijalankan. Menurutnya, pembangunan tidak boleh dilakukan tanpa koordinasi matang karena dampaknya langsung dirasakan masyarakat.
“Saya minta berikutnya tidak boleh ada lagi pembangunan tanpa koordinasi yang baik,” tegas Pramono di Cempaka Putih, Kamis (11/9/2025).
Ia menekankan, SOP wajib melibatkan BUMD, dinas teknis, hingga Dinas Perhubungan agar proyek tidak menimbulkan kepadatan lalu lintas parah.
Target Rampung Akhir Oktober 2025
Untuk menjawab keluhan warga, Pramono menargetkan seluruh proyek galian di Jalan TB Simatupang rampung pada akhir Oktober 2025. “Saya minta paling lama akhir Oktober sudah selesai semua,” ujarnya di Jakarta, Minggu (14/9/2025).
Langkah-langkah yang sudah dilakukan Pemprov DKI antara lain:
- Memperkecil ukuran bedeng proyek agar tidak terlalu memakan badan jalan.
- Membongkar bedeng yang tidak lagi digunakan.
- Mengajukan pengaturan lalu lintas baru, termasuk menutup sementara pintu keluar Tol Cipete-Pondok Labu pada sore hari.
- Menambah armada Transjakarta sebanyak 14 unit untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
Izin Rekayasa Lalu Lintas dari Kementerian PU
Pemprov DKI Jakarta juga telah mendapatkan izin dari Kementerian Pekerjaan Umum untuk melakukan rekayasa lalu lintas di Jalan TB Simatupang. Termasuk di antaranya pengalihan arus kendaraan di dalam dan luar tol Jakarta Outer Ring Road (JORR).
“Prinsipnya adalah sudah mendapatkan izin untuk pengaturan di dalam dan di luar jalan tol sehingga dengan demikian mudah-mudahan ini akan bisa mengurangi kemacetan,” jelas Pramono.
Permintaan Maaf Gubernur
Pramono mengakui kondisi lalu lintas parah di TB Simatupang tidak bisa dihindari karena adanya tumpang tindih proyek Pemprov DKI dan Proyek Strategis Nasional (PSN). Ia meminta maaf kepada warga atas ketidaknyamanan ini.
“Jadi untuk itu saya secara khusus juga mohon maaf karena ini memang hal yang tidak bisa dihindari,” ungkapnya.
Harapan Penyelesaian Masalah
Dengan adanya koordinasi lintas instansi, rekayasa lalu lintas, serta target penyelesaian akhir Oktober 2025, Pemprov DKI optimistis kepadatan lalu lintas di Jalan TB Simatupang bisa segera terurai. Namun, untuk sementara waktu, warga diimbau menghindari jalur tersebut hingga proyek benar-benar selesai.