spot_img

Proyek Rp260 Miliar untuk Selamatkan Pantai Kuta dari Abrasi, AHY Tegaskan Bali Harus Tetap Lestari

Harian Masyarakat – Pemerintah pusat mempercepat proyek besar konservasi garis pantai Kuta–Legian–Seminyak sepanjang 5,3 kilometer. Proyek ini menjadi langkah strategis menjaga kelestarian lingkungan sekaligus menopang keberlanjutan pariwisata Bali.

Pembangunan dilakukan melalui pembuatan lima unit breakwater atau pemecah ombak dengan panjang masing-masing sekitar 110 meter, serta pengisian pasir (sand nourishment) menggunakan pasir dari kawasan Jimbaran yang memiliki karakter serupa dengan pasir asli Pantai Kuta.

Nilai proyek mencapai Rp260 miliar, didanai lewat skema pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA) dan dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Hingga pertengahan Oktober 2025, progresnya telah mencapai 18 persen dan ditargetkan selesai pada akhir 2026.

AHY: Infrastruktur untuk Menyelamatkan Alam Bali

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meninjau langsung lokasi proyek di Pantai Kuta, Senin (13/10/2025). Ia mengatakan, proyek ini tidak hanya soal pembangunan infrastruktur, tetapi juga upaya nyata melindungi Bali dari kerusakan lingkungan.

“Ini adalah bagian dari pembangunan infrastruktur untuk melestarikan alam. Bukan hanya melindungi lingkungan agar tidak terus tergerus oleh ombak laut yang bisa mengancam masyarakat di sepanjang pantai,” kata AHY.

Menurutnya, abrasi di kawasan Kuta sudah terjadi sejak 1980-an dan telah menggerus garis pantai hingga 15–20 meter. Jika dibiarkan, dampaknya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat serta pelaku usaha di sepanjang pesisir, termasuk hotel, restoran, dan pusat perbelanjaan.

“Semua fasilitas publik dan aktivitas masyarakat di kawasan ini harus terlindungi. Karena jika garis pantai terus mundur, dampaknya bisa langsung dirasakan,” ujarnya.

Konservasi Pantai Kuta: Dari Sand Nourishment hingga Breakwater

Pantai Kuta

AHY menjelaskan, pembangunan lima breakwater dirancang untuk memecah kekuatan ombak besar sebelum mencapai bibir pantai, sehingga abrasi bisa dikendalikan.
Selain itu, penimbunan pasir dari Jimbaran dilakukan berdasarkan hasil riset teknis untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan estetika pantai.

“Pasir yang digunakan untuk penimbunan akan diambil dari Jimbaran. Hasil kajian menunjukkan karakter pasirnya paling mirip dengan kontur pantai dari Jerman Beach hingga Seminyak. Semua ini berbasis penelitian dan roadmap jangka panjang,” tegasnya.

Dampak Ekonomi dan Lingkungan

Proyek revitalisasi ini bukan sekadar proyek infrastruktur. Pemerintah berharap, hasilnya dapat memulihkan keindahan Pantai Kuta, meningkatkan kenyamanan wisatawan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

AHY menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur harus seimbang antara ekonomi dan kelestarian.
“Membangun infrastruktur tidak hanya soal pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan. Bali adalah andalan pariwisata Indonesia, maka kelestariannya harus terus dijaga,” ujarnya.

Pemerintah Pastikan Pengawasan Berkelanjutan

Pemerintah pusat akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan kementerian terkait untuk memantau kawasan pesisir lain di Bali yang juga rentan abrasi.
AHY menekankan bahwa proyek di Kuta–Legian–Seminyak bisa menjadi model pengelolaan pesisir berkelanjutan untuk wilayah wisata lainnya di Indonesia.

Dengan dukungan riset, pendanaan internasional, dan kerja sama lintas lembaga, proyek konservasi pantai ini diharapkan menjadi simbol komitmen Indonesia dalam menjaga alam sekaligus memperkuat pariwisata berkelanjutan.

“Kelestarian lingkungan alam Bali ini adalah segalanya, karena Bali merupakan andalan Indonesia. Bali harus terus terjaga,” tutup AHY.

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Related news