spot_img

Said Didu Menilai Bahlil Sempat Ingin Merekayasa untuk Menutupi Kasus Tambang di Raja Ampat

Said Didu membongkar mafia tambang yang ada di balik polemik di Raja Ampat, Papua Barat Daya, tersebut. Bahkan, secara blak-blakan, mantan Sekretaris BUMN ini menyebut nama-nama yang harusnya bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan di Raja Ampat.

Dilansir dari YouTube Abraham Samad, diakui Said Didu, jika tak dibekingi orang kuat di negeri ini, mustahil pengusaha tambang bisa bebas menambang di Raja Ampat.

Said cukup memahami sepak terjang mafia tambang ini, karena memang fokus di bidang tambang.

Dia pun pernah diisukan menjadi calon kuat Dirjen Mineral dan Batu Bara (Minerba) pada tahun 2015 silam, namun batal karena dijegal mafia tambang.

Kala itu, Said Didu bertekad, jika menjadi Dirjen Minerba di Kementerian ESDM, akan menyikat para mafia tambang itu.

Dalam kesempatan yang sama, Said mencoba membongkar dalang di balik mafia pertambangan di Raja Ampat.

Dia pun menilai, ada beberapa pihak yang harus bertanggungjawab atas pertambangan ilegal yang telah terjadi di wilayah Papua tersebut.

Awalnya, Said Didu menilai Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sempat ingin merekayasa.

Caranya, Bahlil membuat PT Gag Nikel Tbk tampil baik hingga warga Indonesia tak melirik empat usaha tambang lainnya.

“Kalau saya justru Bahlil mencoba merekayasa kemarin untuk menutupi 4 ini. GAG ini adalah punya BUMN tahun ini mendapat penghargaan sebagai tambang terbaik,” ungkap Said.

“Awalnya, saya menduga yang lain dibiarkan sementara yang lain merusak, sedangkan Gag berada di luar geoparknya Raja Ampat. Jadi saya menduga, skenario Bahlil kalau Gag diperiksa dan bagus, berarti yang lainnya bagus,” ucapnya.

“Pas kunjungan ke Gag, kan langsung konferensi pers kalau tidak ada masalah untuk menutupi yang empat ini,” imbuhnya.

Namun, rekayasa Bahlil disebut Said Didu tercium oleh Presiden Prabowo Subianto.

“Sepertinya Presiden Prabowo membaca ‘ini memang nakal ini anak’,” ujarnya.

Selain itu, Said Didu mengungkap PT Kawei Sejahtera Mining, satu perusahaan yang IUP-nya dicabut adalah milik sembilan naga, Aguan atau Sugianto Kusuma.

“Kawei itu kan milik Aguan. Ada satu lagi sembilan naga juga, tapi saya lupa yang mana,” jelasnya.

“Jadi saya bilang, ini skenarionya. Menarik, dia dipanggil ke Hambalang, ini kan izin tambang hanya satu sektor. Kenapa Setkab dan Setneg yang mengumumkan (pencabutan izin) bukan Bahlil,” lanjut Said.

“Nah lihat saat Bahlil kemarin (dulu) kita di birokrat tidak boleh menafsirkan keputusan presiden. Kemarin dia mencoba menafsirkan, akhirnya Teddy melototi dia terus kan,” imbuhnya.

“Jadi menurut saya Pak Prabowo sudah tahu anak ini nakal,” ujarnya lagi.

“Ketahuan nakalnya, jadi dia mau menutupi kesalahan empat yang lain, karena ada sembilan naga di situ,” Ungkap Said Didu.

“Ini skenario yang kebuka oleh Prabowo,” tegasnya.

Tentang perizinan, Said Didu menilai banyak aturan yang diubah demi memudahkan perusahaan mendapatkan izin tambang.

Said Didu menilai Jokowi dan seorang menteri adalah sutradara di balik semua ini.

“Tentang izin, kita harus tahu bahwa Jokowi dengan Menteri yang paling berpengaruh itu sutradara tambang, itu adalah menteri yang berpengaruh,” tegas Said Didu.

“Itu dua kali melakukan hal untuk memudahkan tambang. Mengubah Undang-Undang Minerba tahun 2009, diubah di 2020 dalam waktu tiga hari,” jelasnya.

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Related news