Harian Masyarakat | Setelah lebih dari 5.000 siswa di berbagai daerah mengalami keracunan akibat makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), Presiden Prabowo Subianto langsung memerintahkan evaluasi total. Fokusnya: kebersihan dan keamanan dapur penyedia makanan.
Evaluasi tersebut dilakukan dalam rapat terbatas di kediaman Presiden di Jalan Kertanegara, Jakarta, Minggu malam, 5 Oktober 2025. Dalam rapat itu, Prabowo memanggil sejumlah menteri Kabinet Merah Putih untuk membahas program strategis pemerintah, termasuk MBG, Koperasi Desa Merah Putih, Kampung Nelayan, ketahanan pangan dan energi, serta stimulus ekonomi jelang akhir tahun.
Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyampaikan bahwa Presiden menekankan pentingnya perlindungan kesehatan masyarakat dalam pelaksanaan program ini. “Presiden menegaskan kepada Kepala Badan Gizi Nasional bahwa setidaknya pada minggu depan, semua dapur harus sudah dilengkapi alat tes kebersihan makanan, alat pencuci dan pengering higienis dengan air hangat, alat khusus untuk mencegah bakteri, serta filter air bersih,” ujar Teddy di Jakarta.
Perintah Tegas dari Presiden
Instruksi tersebut disampaikan langsung kepada Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana. Presiden menuntut agar seluruh dapur MBG memenuhi standar kebersihan dan keamanan pangan yang tinggi.
Langkah ini diambil menyusul meningkatnya jumlah kasus keracunan sejak awal 2025. Berdasarkan laporan BGN, sejak Januari hingga September 2025 telah terjadi 70 kasus keracunan makanan di seluruh Indonesia dengan total korban 5.914 orang.
Rinciannya:
- Wilayah I (Sumatera): 9 kasus, 1.307 korban
- Wilayah II (Jawa): 41 kasus, 3.610 korban
- Wilayah III (Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua): 20 kasus, 997 korban
Pemerintah menduga sebagian besar kasus terjadi karena penyelenggaraan di lapangan tidak mengikuti prosedur standar operasional yang telah ditetapkan.
Dapur MBG Wajib Steril dan Modern
Untuk mencegah kasus serupa, setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG diwajibkan menggunakan peralatan modern. Dapur harus dilengkapi test kit untuk memeriksa kebersihan makanan, alat sterilisasi, pengering higienis, serta sistem air bersih dengan filter antibakteri.
Langkah cepat ini juga akan didukung oleh penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) Tata Kelola MBG. Kepala BGN Dadan Hindayana menyebut, Perpres tersebut akan mengatur sistem keamanan pangan, kebersihan, dan rantai pasok bahan makanan yang semakin besar.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menambahkan, penyempurnaan Perpres masih berlangsung dengan melibatkan banyak kementerian. “Kita menyerap saran dari semua pihak agar pelaksanaan program lebih kuat dan bisa menutup celah kekurangan di lapangan,” ujarnya.
Evaluasi dan Pembenahan Jalan Terus
Meski Perpres belum selesai, pemerintah memastikan evaluasi dan perbaikan sudah berjalan. “Sudah kami sampaikan bahwa evaluasi itu sekarang sudah jalan. Perpres ini nanti untuk menyempurnakan pelaksanaannya,” kata Prasetyo.
Pemerintah menegaskan program MBG tidak akan dihentikan, melainkan diperbaiki. Presiden menilai, penyediaan makanan bergizi bagi anak sekolah tetap penting untuk menekan angka stunting dan meningkatkan kualitas SDM. Namun, keselamatan anak-anak harus menjadi prioritas utama.
Rapat Malam di Kertanegara
Rapat di Kertanegara malam itu dihadiri jajaran Menteri Kabinet Merah Putih dan petinggi lembaga terkait. Di sisi kanan Presiden hadir Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, serta Kepala Bappenas Rachmat Pambudy.
Di sisi kiri, hadir Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Kepala BGN Dadan Hindayana. Turut hadir juga pejabat dari perusahaan pelat merah dan sektor strategis seperti Dirut Bulog Ahmad Rizal Ramdhani dan Dirut PT Pindad Sigit P. Santosa.
Rapat tersebut juga membahas sejumlah agenda penting lain seperti ketahanan pangan, energi, koperasi desa, hingga rencana stimulus ekonomi untuk memperkuat daya beli masyarakat.
Pemerintah Janjikan Standar Baru
Kasus keracunan massal ini menjadi peringatan keras bagi pemerintah bahwa program besar tanpa pengawasan ketat bisa berdampak fatal. Prabowo menginstruksikan agar semua dapur MBG menjalankan standar kebersihan seperti dapur industri makanan profesional.
Selain pengadaan alat kebersihan, BGN juga diminta memastikan pelatihan tenaga masak di setiap wilayah agar memahami standar sanitasi makanan. Pengawasan berkala juga akan dilakukan untuk memastikan tidak ada lagi pelanggaran prosedur.
Dengan langkah cepat ini, pemerintah berharap kepercayaan publik terhadap program Makan Bergizi Gratis bisa pulih. Program ini tetap dianggap strategis bagi peningkatan gizi anak bangsa, namun kini harus dijalankan dengan disiplin dan tanggung jawab penuh.
Tragedi keracunan ribuan siswa menjadi momentum besar bagi pemerintah untuk memperketat sistem pengelolaan pangan nasional. Di bawah arahan langsung Presiden Prabowo, program Makan Bergizi Gratis kini memasuki fase pembenahan total, dengan target seluruh dapur steril dan aman paling lambat pekan depan.
Fokus pemerintah jelas: bukan menghentikan program, tetapi memastikan setiap suapan yang sampai ke anak-anak Indonesia benar-benar aman, bersih, dan bergizi.
