Harian Masyarakat – Menjelang perayaan Halloween, Pemerintah Kota Terrassa di wilayah Catalonia, Spanyol, resmi melarang sementara adopsi kucing hitam. Kebijakan ini berlaku mulai 6 Oktober hingga 10 November 2025 dan ditujukan untuk melindungi hewan dari potensi eksploitasi dan kekerasan selama musim perayaan.
Larangan ini diumumkan oleh Wakil Wali Kota Terrassa, Noel Duque, yang menjelaskan bahwa permintaan adopsi kucing hitam biasanya meningkat tajam setiap kali mendekati Halloween. “Kami berusaha mencegah orang mengadopsi karena tren atau keputusan impulsif. Dalam kasus seperti ini, kami ingin menghindari praktik-praktik yang berpotensi merugikan hewan,” kata Duque, dikutip dari BBC.

Dalam budaya Barat, kucing hitam sering dikaitkan dengan ilmu sihir dan dianggap membawa kesialan. Karena itu, setiap musim Halloween banyak orang yang menggunakan kucing hitam sebagai properti dekoratif atau simbol mistis. Bahkan, di beberapa wilayah lain di Eropa, kucing hitam pernah menjadi korban kekerasan atau dibunuh dalam ritual bertema gaib.
Berbeda dengan kepercayaan di Jepang dan Mesir, di mana kucing hitam justru dianggap pembawa keberuntungan dan kemakmuran, pandangan negatif di Eropa membuat hewan ini kerap menjadi korban takhayul.
Dewan Kota Terrassa menjelaskan bahwa meski belum ada kasus kekejaman terhadap kucing hitam di wilayah mereka, kebijakan ini diambil sebagai langkah antisipatif setelah adanya peringatan dari kelompok kesejahteraan hewan terkait insiden serupa di daerah lain.
Selama periode larangan berlangsung, seluruh permintaan adopsi kucing hitam ditolak oleh pusat adopsi kota. Setiap permohonan akan dievaluasi secara individual oleh tim teknis. Hanya pemohon dengan rekam jejak dan jaminan keamanan yang kuat yang bisa mendapatkan izin khusus.
Setelah tanggal 10 November 2025, proses adopsi akan dibuka kembali secara normal. Pusat adopsi Terrassa menampung sekitar 100 ekor kucing, termasuk 12 kucing berwarna hitam. Secara keseluruhan, kota ini memiliki lebih dari 9.800 ekor kucing yang tercatat di sistem pemerintah daerah.
Noel Duque menegaskan bahwa larangan ini bukan sekadar aturan sementara, tetapi juga bentuk komitmen etis pemerintah terhadap kesejahteraan hewan.
“Langkah ini diambil untuk memastikan tidak ada hewan yang dijadikan aksesori musiman. Adopsi harus didasarkan pada komitmen jangka panjang, bukan karena tren,” ujarnya.
Dewan kota juga menyatakan bahwa larangan ini bisa diberlakukan kembali di masa depan, tergantung pada situasi dan evaluasi setelah perayaan Halloween selesai.
Kebijakan Pemerintah Kota Terrassa menjadi contoh pendekatan preventif dalam melindungi hewan dari eksploitasi berbasis budaya dan hiburan. Walau belum ada kasus kekerasan, keputusan ini dinilai menunjukkan kesadaran tinggi terhadap etika perlindungan hewan.
Langkah ini juga menjadi pengingat bagi publik bahwa adopsi hewan bukan sekadar tren, tetapi tanggung jawab seumur hidup. Pemerintah setempat berharap, keputusan ini mendorong masyarakat lebih bijak dalam berinteraksi dengan hewan peliharaan.















