spot_img

Sri Mulyani Diganti, Pasar Keuangan Bergejolak

Harian Masyarakat | Presiden Prabowo Subianto melakukan reshuffle perdana Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin (8/9/2025) pukul 16.00 WIB. Dalam perombakan ini, enam posisi strategis diganti, termasuk Menteri Keuangan. Sri Mulyani Indrawati, yang telah menjabat sejak era Presiden Joko Widodo dan dikenal luas sebagai figur kredibel di bidang fiskal, resmi digantikan oleh Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa.

Selain Sri Mulyani, sejumlah posisi lain juga berganti. Prabowo mencopot Budi Gunawan dari jabatan Menko Polhukam, Abdul Kadir Karding dari Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Budi Arie Setiadi dari Menteri Koperasi, serta Dito Ariotedjo dari Menteri Pemuda dan Olahraga. Pemerintah juga mengumumkan pembentukan Kementerian Haji dan Umrah.

reshuffle kabinet prabowo
Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, ketika mengumumkan reshuffle kabinet.

Dampak Langsung di Pasar Saham

Keputusan mengejutkan ini langsung memicu kepanikan di pasar keuangan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sejak pagi bergerak di zona hijau, berbalik tajam ke merah menjelang penutupan perdagangan.

  • IHSG anjlok 100,49 poin atau 1,28 persen ke level 7.766.
  • Indeks LQ45 turun 16,21 poin atau 2,03 persen ke posisi 783,59.
  • Nilai transaksi mencapai Rp19,45 triliun dengan volume perdagangan 35,82 miliar lembar saham.
  • Sebanyak 232 saham menguat, 451 saham melemah, dan 121 stagnan.

IHSG Indeks Harga Saham Gabungan IDX Composite

Saham perbankan menjadi penekan utama, dengan BBCA turun 2,81 persen, BMRI 3,42 persen, dan BBRI 1,25 persen. Sektor keuangan terkoreksi 1,78 persen, diikuti properti, teknologi, dan infrastruktur.

Menurut catatan Phintraco Sekuritas, IHSG gagal bertahan di atas level 7.842. Dalam jangka pendek, indeks diperkirakan melanjutkan koreksi dan menguji level support di 7.630–7.650.

Tekanan di Pasar Obligasi dan Rupiah

Reshuffle juga mengguncang pasar surat utang negara (SBN). Yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun naik dari 6,33 persen ke 6,38 persen. Kenaikan yield menandakan aksi jual investor, yang membuat harga obligasi turun.

Nilai tukar rupiah ikut tertekan. Menurut Google Finance, rupiah ditutup di kisaran Rp16.500 per dolar AS, melemah dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp16.399. Data Jisdor mencatat kurs Rp16.348 per dolar AS pada Senin sore.

IDR Indonesia Rupiah USD United States Dollar

Ekonom The Prakarsa, Roby Rushandie, menilai kepergian Sri Mulyani memicu kekhawatiran investor global. “Sri Mulyani disukai investor karena kebijakan fiskalnya yang prudent dan jaringan internasionalnya. Penggantinya harus cepat membangun kredibilitas, kalau tidak, rupiah dan obligasi bisa melemah lebih dalam,” ujarnya.

Reaksi Ekonom dan Analis

Martin Aditya, Investment Analyst Capital Asset Management, menyebut aksi jual investor mencerminkan turunnya kepercayaan pasar. “Pergantian ini langsung memberi tekanan ke obligasi dan rupiah. Pasar menunggu pernyataan pertama Menteri Keuangan baru,” katanya.

Jaya Darmawan dari Celios menilai reaksi pasar wajar karena publik masih percaya pada reputasi Sri Mulyani. “Ke depan, semua tergantung arah kebijakan Pak Purbaya. Jika kebijakan yang diambil transparan dan berbasis data, kepercayaan pasar bisa kembali,” ujarnya.

Ekonom INDEF, Mohamad Fadhil Hasan, menambahkan Sri Mulyani selama ini dianggap menjaga stabilitas fiskal. “Siapapun penggantinya akan menghadapi tantangan fiskal berat. Pilihan-pilihan kebijakan tidak ada yang mudah,” katanya.

Tren Historis: Bukan Kali Pertama Pasar Guncang

Ini bukan pertama kalinya pergantian Sri Mulyani memicu gejolak. Pada 2010, ketika ia mundur untuk menjadi Managing Director Bank Dunia, IHSG anjlok 3,81 persen. Pada Maret 2025, rumor pengunduran dirinya juga membuat IHSG jatuh 6,12 persen sebelum dibantah pemerintah.

Prospek Ke Depan

Pasar keuangan diperkirakan masih bergejolak pada perdagangan Selasa (9/9/2025). Martin Aditya memperkirakan IHSG bisa terkoreksi ke level 7.500–7.600, sementara yield obligasi pemerintah berpotensi tetap naik.

Namun, Ramdhan Ario Maruto dari Anugerah Sekuritas melihat tren jangka menengah pasar obligasi tetap positif. “Aliran dana asing masih deras karena yield kita kompetitif. Asing nyaman, ketahanan pasar sudah teruji,” ujarnya.

reshuffle kabinet prabowo sri mulyani

Di sisi lain, faktor eksternal juga berpengaruh. Data tenaga kerja AS (Non-Farm Payrolls) yang lebih rendah dari ekspektasi meningkatkan peluang penurunan suku bunga The Fed pada September. Pertemuan FOMC pada 16–17 September 2025 menjadi sorotan global.

Perombakan kabinet Presiden Prabowo, terutama pencopotan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan, menimbulkan guncangan besar di pasar keuangan domestik. IHSG, rupiah, dan obligasi kompak melemah, mencerminkan keresahan investor atas arah kebijakan fiskal ke depan.

Kepercayaan pasar kini bergantung pada langkah dan pernyataan pertama Purbaya Yudhi Sadewa. Jika mampu memberi sinyal kredibilitas dan konsistensi kebijakan, gejolak ini bisa mereda. Namun jika tidak, volatilitas berpotensi berlanjut di tengah tekanan eksternal global.

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Related news