spot_img

Survei Indikator: Basis Golkar Terpecah 45,4 Persen Percaya Jokowi Palsukan Ijazah

Survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa 45,4 persen basis Partai Golkar percaya mantan presiden Joko Widodo memalsukan ijazah.

Sementara hasil survei Indikator juga menunjukkan sebanyak 66,9 persen tidak percaya mantan presiden Indonesia itu memalsukan ijazah.

Namun, survei yang dilakukan di basis partai politik menunjukkan hasil yang beragam. Mayoritas basis partai politik tahu dan tidak percaya Jokowi memalsukan ijazah.

“Kecuali basis Golkar, terbelah sama besar antara yang percaya dan tidak percaya,” demikian dikutip dari rilis survei nasional 17-20 Mei 2025, Rabu, 28 Mei 2025.

Berdasarkan survei Indikator, setidaknya ada 45,4 persen basis partai Golkar percaya Jokowi memalsukan ijazah. Angka itu paling tinggi dibandingkan basis dari partai lain seperti PDIP yang hanya 25,6 persen yang percaya, PKS sebanyak 24,1 persen dan Gerindra sebanyak 12,5 persen.

Berdasarkan demografi dan wilayah, responden laki-laki mayoritas sangat percaya dan percaya terhadap kasus dugaan ijazah palsu Jokowi tersebut, yakni sebanyak 24,1 persen.

Dari kategori generasi antara Gen Z, milenial, Gen X dan Baby Boomers, mayoritas yang percaya dan sangat percaya adalah Gen Z dan Baby Boomers, yakni di angka yang sama 21,4 persen.

Menurut wilayah, etnis Sunda sangat percaya dan percaya dugaan Jokowi memalsukan ijazah. Angkanya mencapai 29,8 persen. Disusul etnis Madura sebanyak 25,1 persen.

Sementara berdasarkan tingkat pendidikan, yang paling banyak percaya dari kalangan masyarakat di tingkat SD ke bawah, yakni 20,5 persen.

Dari seluruh responden dari berbagai latar belakang, hanya 4,8 persen yang menyatakan sangat percaya, dan 14,3 persen yang percaya terhadap tuduhan tersebut.

Sementara itu, lebih dari dua kali lipatnya, yakni 43,1 persen menyatakan tidak percaya sama sekali, dan 23,8 persen menyatakan kurang percaya.

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Related news