Harian Masyarakat – Banyak orang menganggap perubahan warna pada talenan hanyalah masalah tampilan. Padahal, talenan yang menghitam bisa menjadi tanda bahaya tersembunyi dan dapat menjadi sumber penyakit.
Dosen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB University, Harum Fadhilatunnur, menjelaskan bahwa perubahan warna ini kemungkinan besar disebabkan oleh pertumbuhan mikroba, seperti kapang (jamur) atau bakteri yang bercampur dengan sisa makanan.
“Talenan kayu memiliki pori-pori yang dapat menyerap air dan sisa makanan, menciptakan lingkungan lembap yang ideal bagi pertumbuhan mikroba,” kata Harum, dikutip dari laman resmi IPB University.
Masalah serupa juga terjadi pada talenan plastik. Goresan akibat pisau dapat menjadi tempat sisa makanan menumpuk dan menjadi media tumbuh mikroba. Beberapa jenis kapang bahkan menghasilkan pigmen hitam, sehingga permukaan talenan tampak menggelap.
Bahaya Mikroba di Talenan
Tumbuhnya mikroba di talenan tidak bisa dianggap sepele. Harum menjelaskan bahwa mikroba ini bisa berupa mikroba patogen (penyebab penyakit) maupun mikroba pembusuk.
“Jika mikroba patogen seperti Salmonella, E. coli, atau Listeria monocytogenes tumbuh di talenan dan mencemari makanan, ada risiko gangguan kesehatan. Mulai dari yang sifatnya jangka pendek seperti diare, hingga jangka panjang akibat akumulasi mikotoksin,” jelas Harum.
Mikotoksin adalah racun yang dihasilkan oleh jenis kapang tertentu, dan jika terakumulasi dalam tubuh, dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan penyakit serius. Mikroba semacam ini sulit diidentifikasi tanpa analisis laboratorium, sehingga kebersihan talenan harus dijaga secara ketat.
Kenapa Kayu dan Plastik Berisiko
Talenan kayu dan plastik memang umum digunakan di dapur rumah tangga. Namun, keduanya punya kelemahan yang sama: mudah menyerap air dan sisa makanan.
Ketika digunakan berulang kali, bagian permukaannya menjadi kasar atau tergores. Kondisi ini memudahkan air dan partikel makanan terserap ke dalam pori-pori atau celah, menciptakan tempat ideal bagi mikroba bertumbuh.
Lingkungan lembap tersebut menjadi sumber kontaminasi silang antara bahan mentah dan matang, yang bisa menyebabkan keracunan makanan sehingga menjadi sumber penyakit.
Cara Aman Menggunakan dan Merawat Talenan
Agar tetap aman, Harum menyarankan beberapa langkah sederhana namun penting:
- Pisahkan talenan bahan mentah dan matang
Gunakan talenan khusus untuk bahan mentah seperti daging dan ikan, serta talenan lain untuk makanan matang atau siap saji seperti buah dan sayur.
“Kita bisa gunakan bentuk atau warna talenan yang berbeda untuk masing-masing agar mudah mengingatnya,” ujar Harum. - Langsung cuci setelah digunakan
Bersihkan talenan dengan sabun dan air panas setiap kali selesai digunakan. Setelah itu, keringkan sepenuhnya agar tidak lembap. - Disinfeksi secara berkala
Proses sanitasi dengan disinfektan seperti klorin dapat dilakukan sesekali untuk membunuh mikroba yang mungkin tertinggal. - Periksa kondisi talenan
Jika permukaan talenan sudah rusak, banyak goresan, atau sulit dibersihkan, segera ganti. Tidak ada batas waktu pasti, namun semakin sering dipakai, semakin cepat talenan perlu diganti. - Gunakan bahan yang lebih higienis
Harum menyarankan untuk mempertimbangkan talenan stainless steel. Bahan ini tidak menyerap air, mudah dikeringkan, dan lebih tahan lama dibanding kayu atau plastik.
Talenan yang menghitam bukan sekadar masalah estetika, tapi indikasi adanya pertumbuhan mikroba berbahaya. Mikroba ini bisa menimbulkan penyakit dan risiko kesehatan mulai dari diare hingga keracunan jangka panjang.
Untuk mencegahnya, biasakan memisahkan fungsi talenan, membersihkan dengan air panas, dan menjaga agar tidak lembap.
Jika sudah rusak, jangan ragu mengganti. Dengan perawatan yang benar, talenan kayu maupun plastik tetap bisa digunakan dengan aman tanpa membahayakan kesehatan keluarga dari sumber penyakit dan risiko lainnya.















