spot_img

Trump Hantam China dengan Tarif 100%: Kripto dan Bitcoin Terjun Bebas, Perang Dagang Pecah

Harian Masyarakat | Pasar kripto global kembali terguncang setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif baru terhadap China. Trump menyatakan akan memberlakukan tarif impor sebesar 100 persen terhadap seluruh produk asal China mulai 1 November 2025, serta menerapkan pembatasan ekspor perangkat lunak penting ke negara itu.

Kebijakan ini merupakan respons terhadap langkah Beijing yang sebelumnya mengumumkan pengendalian ekspor besar-besaran atas logam tanah jarang—bahan vital untuk industri teknologi dan pertahanan. China memproduksi sekitar 90 persen pasokan logam tanah jarang dunia, yang digunakan dalam pembuatan mobil listrik, panel surya, dan perangkat AI.

Trump menuduh China “menahan dunia sebagai sandera” dan mengklaim bahwa langkah baru ini diperlukan untuk melindungi kepentingan ekonomi Amerika. “Tidak ada alasan lagi untuk berbicara dengan Xi Jinping,” tulisnya di platform Truth Social.

Pasar Kripto Runtuh dalam Hitungan Jam

Hanya beberapa jam setelah pengumuman Trump, pasar kripto mengalami penurunan terbesar sejak pandemi 2020.

  • Bitcoin (BTC) anjlok dari 126.000 dolar menjadi 102.000 dolar, sempat menyentuh titik terendah sejak akhir Juni.
  • Ethereum (ETH) turun hingga 3.500 dolar.
  • Solana (SOL) dan BNB masing-masing jatuh lebih dari 14 persen.
  • XRP merosot hampir 18 persen.

donald trump china kripto bitcoin perang dagang

Total kapitalisasi pasar kripto menyusut lebih dari 280 miliar dolar dalam 24 jam.

Menurut data Coinglass, lebih dari 9,4 miliar dolar posisi trading dilikuidasi, termasuk 7,15 miliar dolar posisi long berleverage. Aksi jual besar-besaran ini diperparah oleh panik di kalangan investor ritel setelah harga Bitcoin menembus level dukungan penting di 110.000 dolar.

Analis menggambarkan peristiwa ini sebagai “needle-like wick”, yaitu lonjakan volatilitas tajam yang terjadi dalam waktu singkat dan menghapus miliaran dolar nilai pasar.

donald trump china kripto bitcoin perang dagang ethereum

Efek Domino ke Pasar Saham dan Aset Global

Dampak keputusan Trump tidak hanya menghantam pasar Crypto, tetapi juga mengguncang pasar saham dan komoditas.

  • S&P 500 turun 2,7 persen, kehilangan 182 poin.
  • Nasdaq jatuh 3,56 persen, sedangkan Dow Jones merosot 1,9 persen.
  • FTSE 100 di London turun 0,9 persen.

donald trump china kripto bitcoin perang dagang s&p500

Kepanikan global ini menandai perang dagang terbesar antara AS dan China sejak 2019, memperburuk sentimen investor terhadap aset berisiko seperti kripto dan saham teknologi.

Ekonom memperingatkan bahwa tarif baru berpotensi menghambat rantai pasok global, terutama di sektor semikonduktor dan AI, yang menjadi tulang punggung ekonomi digital.

donald trump china kripto bitcoin perang dagang nasdaq

Pasar Kripto Masih Rentan terhadap Geopolitik

Peristiwa Jumat itu menegaskan betapa rentannya pasar kripto terhadap faktor eksternal. Dominasi perdagangan berleverage membuat sedikit guncangan geopolitik bisa memicu koreksi besar-besaran.

Investor besar (whales) diketahui sempat membuka posisi short senilai 1,1 miliar dolar terhadap BTC dan ETH sebelum pengumuman Trump, dengan keuntungan tak terealisasi mencapai 27 juta dolar. Aksi spekulatif semacam ini mempercepat penurunan pasar.

Sentimen pasar pun berbalik drastis dari “Extreme Greed” menjadi “Fear” hanya dalam satu hari.

Ketegangan Politik dan Risiko Resesi

Selain menimbulkan gejolak finansial, keputusan Trump memunculkan kekhawatiran akan resesi ekonomi baru di AS. Tarif impor setinggi 130 persen (setelah akumulasi dari tarif sebelumnya) berpotensi mendorong inflasi karena naiknya harga barang konsumen.

Beberapa analis menilai langkah Trump bersifat taktik negosiasi ekstrem untuk menekan Beijing menjelang pertemuan APEC. Namun, keputusan itu juga bisa memicu pembalasan dari China, yang sudah mengumumkan tarif balasan untuk kapal berbendera AS sebesar 56,13 dolar per ton metrik.

Bank Dunia dan Korporasi Bereaksi: Persiapan Era Stablecoin G7

Sementara pasar kripto bergejolak, sekelompok bank besar dunia bergerak ke arah baru. Bank of America, Goldman Sachs, Deutsche Bank, Citi, dan BNP Paribas mengumumkan proyek bersama untuk mengeksplorasi penerbitan stablecoin global yang didukung cadangan 1:1 terhadap mata uang negara G7 seperti dolar AS, euro, dan yen.

Tujuannya adalah menyediakan aset digital yang stabil dan sesuai regulasi di jaringan blockchain publik. Proyek ini akan mengikuti pedoman hukum baru GENIUS Act, undang-undang yang mengatur stablecoin pembayaran di AS, yang mulai berlaku dalam 15 bulan mendatang.

Langkah ini dipandang sebagai upaya sektor perbankan untuk menandingi dominasi Tether (USDT) sekaligus menjembatani keuangan tradisional dengan aset digital.

donald trump china kripto bitcoin perang dagang

Kalshi Raup 300 Juta Dolar untuk Ekspansi Global

Di tengah badai pasar, platform prediksi asal AS Kalshi justru mencetak prestasi. Startup ini menutup pendanaan Seri D senilai 300 juta dolar yang dipimpin Sequoia Capital dan Andreessen Horowitz (a16z), dengan partisipasi Paradigm, Coinbase Ventures, dan CapitalG.

Nilai perusahaan kini mencapai 5 miliar dolar, naik dari 2 miliar dolar pada Juni lalu. Kalshi langsung memperluas operasinya ke lebih dari 140 negara, menjadi pasar prediksi global pertama yang terintegrasi secara penuh.

Sementara Itu, Tekanan Regulasi Kian Meningkat

Di sisi lain, politisi Demokrat di Senat AS tengah mendorong pembatasan ketat terhadap protokol DeFi (Decentralized Finance). Mereka mengusulkan pembentukan “restricted list” untuk platform yang dianggap berisiko tinggi serta penerapan aturan Know Your Customer (KYC) pada dompet non-kustodial.

Langkah ini menuai protes keras dari komunitas Crypto. Pengacara Jake Chervinsky menilai proposal itu bisa “membunuh DeFi” karena menjadikan penggunaan protokol tertentu sebagai tindak pidana. CEO Blockchain Association, Summer Mersinger, menegaskan aturan semacam itu hanya akan mendorong inovasi kripto keluar dari AS.

Arah Baru Dunia Kripto

Kombinasi antara ketegangan geopolitik, tekanan regulasi, dan langkah strategis lembaga keuangan besar menunjukkan dunia kripto sedang memasuki fase transisi besar.

  • Dari sisi makro, perang dagang AS-China memperlihatkan betapa sensitifnya kripto terhadap kebijakan global.
  • Dari sisi industri, langkah bank-bank besar membangun stablecoin menunjukkan pergeseran kekuatan dari pemain ritel ke institusional.
  • Dari sisi regulasi, perdebatan antara inovasi dan pengawasan hukum di AS bisa menentukan masa depan DeFi.

Dalam jangka pendek, pasar masih bergejolak. Namun di balik kepanikan, sedang tumbuh fondasi baru — era integrasi antara keuangan tradisional dan aset digital.

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Related news