Harian Masyarakat – Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Deddy Sitorus (Deddy Yevri Hanteru Sitorus), terlibat adu mulut dengan Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution.
Adu mulut terjadi ketika Deddy Sitorus yang juga anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu dan rombongan Komisi II lainnya menggelar rapat bersama dengan Pemerintah Sumatera Utara dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) pada Kamis, 3 Juli 2025.
Saat dikonfirmasi, Deddy Sitorus membenarkan suasana rapat yang memanas tersebut. Ia mengatakan Bobby Nasution merasa Komisi II DPR tidak mau mendengarkan aspirasi dari para kepala daerah.
Sedangkan Deddy menilai sikap mantan politikus PDI Perjuangan yang juga menantu mantan Presiden Joko Widodo itu salah sasaran.
Menurut Deddy, rapat bersama dengan Pemerintah Sumatera Utara itu seharusnya membahas urusan pendapatan negara bukan pajak (PNBP), bukan mengenai isu lain.
“Itu kunjungan spesifik, jadi isu yang dibahas memang seharusnya spesifik tentang PNBP,” kata Deddy, Jumat, 4 Juli 2025.
Deddy mengatakan, selain Bobby, sejumlah kepala daerah di Sumatera Utara, baik bupati maupun wali kota, ikut hadir dalam pertemuan itu.
Namun, kata dia, setelah rapat dimulai, beberapa kepala daerah justru membahas hal lain yang tidak sejalan dengan agenda pertemuan.
Menurut Deddy, para kepala daerah iitu ingin membahas permasalahan tentang distribusi lahan hak guna usaha (HGU) milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) di Sumatera Utara.
Deddy lantas mengingatkan bahwa forum tersebut bukan untuk membahas urusan HGU.
“Karena kunjungan spesifik itu memang seharusnya bicara tentang PNBP,” katanya.
Pertimbangan lain, kata Deddy, waktu rapat juga terbatas sehingga tidak memungkinkan membahas permasalahan lain.
Di samping itu, pembahasan urusan distribusi lahan eks HGU PTPN di Sumatera Utara semestinya melibatkan berbagai piihak di antaranya Kementerian Keuangan dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Kami tidak mungkin membahasnya di sini tanpa melibatkan mitra-mitra yang lain,” ujarnya.
Menurut Deddy, penjelasannya itu membuat beberapa kepala daerah kecewa.
“Enggak tahu kenapa,” katanya.
Ia juga menyayangkan karena Bobby Nasution dianggapnya justru memprovokasi kepala daerah agar keluar dari ruangan rapat karena anggota Komisi II DPR tak mau mendengar aspirasi daerah.