Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan bahwa Donald Trump bisa mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina. Namun, Trump harus tahu terlebih dahulu bagaimana posisi sebenarnya Presiden Vladimir Putin.
“Rusia hanya membohongi Trump,” kata Zelenskyy dalam wawancara hari Rabu dengan jaringan wartawan Axel Springer, termasuk POLITICO. “Sebagian besar pemimpin dunia sependapat dengan saya. Saya berharap Amerika juga melihat dan memahami hal ini. Itu yang paling penting. Bagaimana mereka menanggapinya, itu keputusan Amerika.”
Menurut Zelenskyy, Trump punya pengaruh besar untuk menghentikan perang karena “Putin hanya mengerti kekuatan, dan Amerika punya kekuatan itu.”
Tentang Trump, Zelenskyy berkata: “Semua ada di tangannya. Seberapa kuat sanksi yang akan diberikan tergantung padanya. Cepat atau lambatnya keputusan juga tergantung padanya.”
Sejak kembali ke Gedung Putih, Trump jarang memberi tekanan kepada Putin. Sebaliknya, ia malah berselisih dengan Zelenskyy, termasuk dalam pertemuan Oval Office yang memanas pada akhir Februari.
Saat ditanya soal insiden itu, Zelenskyy menjawab dengan nada sinis: “Saya rasa itu tidak membuat kami lebih dekat.” Ia menambahkan, “Tapi itu sudah lewat. Sekarang kita harus berusaha agar pertemuan berikutnya di Oval Office bisa membawa hasil baik bagi kedua negara.”
Zelenskyy mengatakan bahwa hubungan antara Amerika dan Ukraina kini sudah membaik. Termasuk pertemuan pribadi antara kedua presiden di Vatikan pada bulan April, yang berlangsung dengan ramah.
Walau perundingan damai di Istanbul tidak banyak membuahkan hasil dan Rusia terus menyerang Ukraina, Trump mulai merasa kesal terhadap Putin dan meragukan keinginan Rusia untuk berdamai. Namun, setelah berbicara lewat telepon dengan Putin minggu lalu, Trump justru membandingkan Ukraina dan Rusia seperti dua anak kecil yang bertengkar. Ia juga berkata bahwa keputusan soal sanksi masih ada “di dalam pikirannya.”
Saat ditanya apakah Trump sering berubah pikiran tergantung siapa yang terakhir berbicara dengannya, Zelenskyy menjawab: “Saya tidak tahu.” Tapi ia menambahkan, “Trump bisa melihat bahwa Rusia tidak jujur tentang perang ini.”
Zelenskyy mengakui bahwa Rusia memang membuat kemajuan di medan perang, tetapi menurutnya Rusia belum mencapai tujuan utama dan justru mulai kehabisan tenaga. Putin tahu ekonomi negaranya sedang melemah dan hanya berusaha mengulur waktu. Sanksi yang lebih kuat akan membuat Rusia semakin lemah dan serangan ke Ukraina bisa berkurang.
Zelenskyy juga mengatakan, Rusia hanya bisa menang jika negara-negara Barat meninggalkan Ukraina. Jika Amerika mundur, itu akan menjadi “skenario terbaik” bagi Putin.
Di akhir wawancara, saat ditanya apakah ia pernah merasa ragu, Zelenskyy menyebut bahwa bahkan Winston Churchill pun pernah merasa putus asa saat melawan Nazi dalam Perang Dunia II.
“Saya tidak punya lebih banyak keraguan dibanding rakyat Ukraina lainnya. Tapi bedanya, saya adalah presiden,” ujarnya. “Jadi selama perang ini belum selesai, saya tidak akan pernah menunjukkan kelemahan. Saya juga tidak akan membagikan hari-hari sulit saya kepada siapa pun.”